Rekrutmen guru melalui mekanisme
Seleksi Aparatur Sipil Negara Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (ASN
PPPK) Tahap 2 akan segera dimulai awal November mendatang. Sekretaris
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Nunuk Suryani, mengimbau para
guru menggunakan waktu semaksimal mungkin untuk mempersiapkan diri.
“Tidak usah ikut bimbel berbayar. Yang bisa menolong Bapak
dan Ibu (guru) adalah diri sendiri dengan mempersiapkan diri dan berdoa. Tidak
lama, lagi ujian seleksi kedua akan datang pada 8–11 November depan. Gunakanlah
waktu semaksimal mungkin,” tutur Nunuk pada Webinar Silaturahmi Merdeka Belajar
Episode 11 yang digelar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi (Kemendikbudristek) dengan tema "Guru Belajar dan Berbagi -
Sukses Seleksi ASN PPPK” secara daring, Kamis (14/10).
Seleksi Tahap 2, diakui Nunuk, terbuka bagi para guru untuk
berkompetisi seluruhnya. “Afirmasi untuk sekolah induk hanya diberikan di ujian
tahap 1. Sedangkan ujian tahap 2 sudah terbuka berkompetisi seluruhnya dan
dilihat nilai tertingginya. Baik guru induk atau noninduk, lulusan guru PPG,
individu yang memiliki sertifikat guru, dan belum mengajar. Seleksi kedua boleh
memilih sekolah lain dan bukan sekolah sendiri tetapi masih dalam satu daerah
kewenangan,” terang Nunuk.
Mekanisme ujian, dipastikan Nunuk, masih sama dengan seleksi
tahap 1. “Bagi peserta yang belum maupun sudah lulus melewati NAB tetapi belum
mendapat formasi, silakan daftar lalu memilih formasi lagi di SSCN BKN,” ujar
Nunuk memaksudkan Sistem Seleksi Calon Aparatur Sipil Negara (SSASN) milik
Badan Kepegawaian Negara (BKN), suatu portal digital resmi pendaftaran ASN
secara nasional.
“Jika yang dipilih mata pelajaran dan jenjang yang sama, maka
nilai yang sudah diperoleh di ujian 1, yang sudah melebihi ambang batas, itu
masih bisa digunakan. Tetapi tetap harus daftar lagi untuk sebagai bukti
sebagai peserta ujian kedua dan lalu nanti akan mendapat lokasi dan jadwal
ujian,” jelas Nunuk.
“Bagi yang belum lulus (seleksi tahap 1) jangan berkecil
hati. Yang lulus sebanyak 173 ribu itu baru 35 persen dari formasi yang tersedia.
Kami terus berusaha agar 306 ribu yang ada terisi semua di seleksi saat ini,”
imbuhnya.
Menyoal pengumuman hasil seleksi tahap 1, Nunuk
menjelaskan, “Kami ingin mengumumkan sesuai jadwal, tetapi dari hasil yang
diperoleh, jumlah kelulusan jika dilihat pada passing grade yang tertuang pada
Peraturan Menteri PAN-RB, tidak cukup banyak, meskipun kita mendapatkan
guru-guru (yang lulus) sesuai harapan,” terang Nunuk.
“Lalu, terjadi dinamika dan masukan dari beberapa pihak, ada
permohonan dari Komisi X, asosiasi-asosiasi guru, organisasi profesi yang
memohon kepada Kemendikbudristek untuk memperjuangkan agar jumlah kelulusan
meningkat,” jelas Nunuk. Ditambahkan dia, Menteri Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim bersama Direktur
Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan mengusulkan kebijaksanaan tambahan
peserta yang lulus ujian tahap 1.
“Seperti diketahui, tahap 1 difokuskan untuk afirmasi
guru-guru yang mengabdi di sekolah induk, atau guru-guru yang sudah lama mengabdi
di sekolah negeri. Lalu kami mengusulkan berbagai permohonan kebijakan yang
tidak mengubah Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi (Permenpan dan RB) Nomor 28 Tahun 2021. Karena terkait tuntutan
berbagai asosiasi untuk mengubah terkait afirmasi masa kerja tidak bisa kita
akomodir, karena harus mengubah Permenpan,” lanjut Nunuk.
Nunuk menguraikan, yang dilakukan adalah mengusulkan afirmasi
atau bonus Nilai Ambang Batas (NAB) untuk guru usia 50 tahun ke atas.
“Kebijakannya, nilai kompetensi teknisnya diakui, pengalaman mengajar hingga
usia 50 tahun itu sudah cakap, lalu ada penyesuaian nilai ambang batas untuk
kompetensi manajerial, sosiokultural, dan wawancara,” terang Nunuk.
Selebihnya, dijelaskan Nunuk, diberikan penyesuaian NAB untuk
seluruh peserta tanpa kecuali, agar seluruh guru honorer mendapatkan manfaat
usulan Mendikbudristek. “Itulah sebabnya, perlu waktu hingga dua minggu dari
pengumuman yang seharusnya, untuk menetapkan hal ini menjadi Keputusan Menteri
PAN-RB,” tutur Nunuk.
NAB 1, 2, dan 3 yang terdapat pada Permenpan dan RB Nomor
1169 Tahun 2021 ini, dijelaskan Nunuk, akan terus dipakai untuk ujian-ujian
selanjutnya. “Mekanisme ujian tahap 2 dan 3 tidak berubah, sama persis dengan
ujian 1, sebagaimana tertuang dalam Permenpan dan RB Nomor 28 Tahun 2021,”
tegas Nunuk.
Terkait opini dan keluhan masyarakat, Nunuk mengaku terbuka
melayani. “Menghindari ketidakpuasan hasil ujian itu dituangkan melalui
sanggah, kami menyiapkan layanan helpdesk lewat call center di 1-500-997 yang
dapat dihubung dari pukul 7 pagi hingga 11 malam. Bisa juga melalui telegram
yang tersedia, dan portal bantuan pada kontak di laman
gurupppk.kemdikbud.go.id,” terang Nunuk.
Seleksi tenaga kependidikan (tendik), dijelaskan Nunuk, belum
mendapatkan formasi untuk tahun 2021 dan 2022 dari kementerian yang berwenang
menetapkan formasi, yaitu Kemenpan dan RB. “Kemendikbudristek tetap mengusulkan
sesuai kebutuhan, dan semoga harapan teman-teman tendik yang ingin mendapatkan
kepastian status dan kesejahteraan bisa terealisasi. Saya tegaskan, kewenangan
menetapkan formasi di Kemenpan dan RB, sedangkan Kemendikbudristek hanya
mengusulkan formasi,” ungkap dia.
Giat Para Guru Ikuti Seleksi PPPK
Guru SMP Negeri 5 Lingsar Lombok Barat, Siti Ratma Suryani,
mengaku dirinya telah mengajar sejak 2005. “Waktu itu, sekolah baru didirikan
dan kekurangan guru. Saya tertarik mengajar dan seiring waktu, saya sangat
mencintai dan bangga bisa mendidik anak bangsa,” ungkap Siti. Diceritakan Siti,
ia terkesan ketika anak didik bisa berprestasi. “Contohnya, ketika anak didik
saya jadi Juara 1 Olimpiade Sains Nasional (OSN) Tingkat Kabupaten. Ada
kepuasan tersendiri jika peserta didik berhasil,” ungkap perempuan yang juga
pernah meraih Juara 2 OSN Kabupaten.
Diakui Siti, ia dapat melampaui passing grade dengan bertekad
memanfaatkan kesempatan seleksi. “Ini kesempatan bagus dari pemerintah, dan
saya mengambil peluang dengan belajar sungguh-sungguh. Membaca buku mata
pelajaran IPS, dan juga saya mencari bahan-bahan belajar dari internet untuk
soal-soal yang bentuknya pedagogi. Kemudian saya mendapat informasi dari
kanal-kanal GTK Kemendikbudristek, dan makin dekat ujian, saya lebih rutin lagi
dalam membaca. Saya senang sekali bisa lulus seleksi ASN PPPK,” ungkap Siti.
Berbeda dengan Siti, Guru SMA Negeri 1 Pamijahan, Kabupaten
Bogor, Ade Taufik Kurahman, mengakui awal mulanya menjadi guru karena melatih
ekstrakurikuler pencak silat di beberapa SMA di tengah kesibukannya sebagai
karyawan. “Di situlah awal saya dekat dengan siswa dan saya banyak mengobrol
dengan guru senior yang masih aktif di sana. Saya jadi tertarik masuk dunia
pendidikan,” ungkap Ade yang kini telah mengabdi sebagai guru selama lebih dari
14 tahun.
Ade menilai, pengalaman paling berkesan sebagai guru adalah
interaksi-interaksinya dengan siswa. “Kita dituntut untuk terus mengembangkan
diri kita, untuk terus berproses bagaimana kita menjadi pendengar yang baik,
menjadi teman berbagi yang baik untuk anak-anak, dan menuntun mereka menuju
harapan-harapan mereka,” urai Ade.
“Ketika melatih pencak silat, saya belajar menjadi pendengar
yang baik bagi siswa, dan kemudian saya belajar menuntun mereka. Hingga kini
saya ‘tersesat’ di jalan yang benar menjadi seorang guru,” ungkapnya yang
bersyukur dapat lulus ujian Seleksi PPPK.
“Terima kasih pada pemerintah yang sudah membuat regulasi
fantastis, yaitu Seleksi PPPK. Ini sangat berkaitan dengan kesejahteraan para
guru,” tutur Ade yang mengaku mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk seleksi,
karena dirinya tidak mungkin mengikuti Seleksi CPNS berhubung telah melewati
syarat usia. “Saya banyak belajar bersama rekan-rekan, dan ikut Program Guru
Belajar Kemendikbudristek. Kita harus bisa membaca dan melihat inti soal untuk
menemukan kata kunci setiap soal,” tutur Ade memberi tips seraya menyemangati
rekan-rekannya. “Ayo terus semangat mengembangkan diri,” kata Ade.
Guru Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Kota Langsa Provinsi
Aceh, Amri Saputra, mengungkapkan, ia tidak menyangka akan menjadi guru SLB.
“Saya seorang disabilitas, tapi dari SD sampai SMA saya bersekolah di sekolah
umum. Awalnya cita-cita saya ingin menjadi dosen. Tapi qadarullah, saya
bergabung ke SLB, dan sebagai sesama penyandang disabilitas, tidak sulit untuk
menyatukan chemistry antara saya sebagai guru dengan murid-murid,” terang Amri
yang mengaku senang dan telah bekerja selama 14 tahun sebagai guru SLB.
Salah satu pengalaman berkesan, diuraikan Amri, adalah
mendidik siswa dengan celebral palsy, suatu kondisi kelumpuhan atau kerusakan
fungsi otak yang mengganggu pergerakan dan koordinasi gerak. Penyandang
celebral palsy, secara teori, memiliki kecerdasan di bawah rata-rata.
“Anak ini menyandang disabilitas motorik. Tapi, setelah saya
didik kurang lebih 4-5 tahun, anak ini memiliki kecerdasan normal, dia bisa
membaca walaupun tidak bisa menulis karena tangannya lumpuh. Tapi dia bisa
membaca walau dengan terbata-bata, bisa berhitung hitungan sederhana. Itu bagi
saya sangat membanggakan dan menyenangkan, karena secara teori anak-anak
seperti itu kecerdasannya di bawah rata-rata,” ungkap Amri.
Sementara itu, Amri mengaku memelihara sikap optimis dan
menjaga kesehatan fisik dan mental lewat istirahat cukup dan beribadah. “Saya
juga terus melatih kecepatan membaca karena ini berkaitan dengan manajemen
waktu, untuk menghindari stres saat menjawab soal. Jadi kita tidak akan takut
kehabisan waktu,” ungkap Amri.
Amri pun rajin mencari berbagai referensi soal-soal berbentuk
High Order Thinking Skills (HOTS), yaitu soal-soal yang membutuhkan proses
penalaran tinggi. “Saya percaya soal-soal akan banyak yang berbentuk HOTS,
contohnya soal-soal ketika saya mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG), banyak
soal-soal HOTS,” terang Amri.
Siti berharap, para peserta seleksi tahap 2 dan 3 dapat lebih
intensif belajar. “Lebih banyak membaca, memanfaatkan wadah yang disediakan,
dan semangat meningkatkan kualitas kita sebagai guru dengan berusaha
sungguh-sungguh,” tegas Siti yang diamini Amri. “Insyaallah kalau kita terus
berusaha dan berdoa, Allah akan memberikan apa yang kita pinta,” pungkas Amri.
Post a Comment for "Jelang Seleksi Guru PPPK Tahap 2, Kemendikbudristek Imbau Para Guru Siapkan Diri"