Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Pendidikan (Ditjen GTK), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah rampung melaksanakan program Pendidikan Guru Penggerak (PGP) Angkatan 2 pada 18 Desember 2021 lalu. Sebanyak 3.004 orang dinyatakan lulus sebagai Guru Penggerak Angkatan 2. Sebagai wujud apresiasi, penguatan, motivasi dan tindak lanjut bagi para pemangku kepentingan yang terlibat, Kemendikbudristek menggelar secara resmi penutupan Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 2 pada hari ini, Rabu (19/1) yang ditayangkan secara langsung melalui kanal YouTube Dirjen GTK.
“Saya ucapkan selamat kepada 3.004 Guru Penggerak
Angkatan Dua yang sudah menyelesaikan pendidikan selama sembilan bulan dari
bulan April sampai Desember 2021,” ucap Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim yang disampaikan secara
daring.
Mendikbudristek mengatakan bahwa Guru Penggerak
adalah garda depan dari Merdeka Belajar. Transformasi pendidikan ada di tangan
para Guru Penggerak yang tidak takut dengan perubahan. Lebih dari itu, mereka
menjadi pemimpin perubahan. Selain guru, komponen penting dalam transformasi
pendidikan juga terletak pada kurikulum.
Menyinggung soal Kurikulum Prototipe, dikatakan
Menteri Nadiem bahwa kurikulum tersebut sudah mulai digunakan oleh beberapa
sekolah sebagai opsi. Kurikulum prototipe ini kata dia, mengembalikan peran
guru sebagai pemimpin pembelajaran. “Kami berikan hanya bentuk kerangkanya, dan
nanti guru yang akan mengembangkan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan di
sekolahnya masing-masing,” jelasnya.
“Jadi, sudah tidak ada lagi ceritanya guru didikte
kurikulum. Ini adalah bagian dari upaya kita memulihkan pembelajaran, dan
tentunya memerdekakan guru dari hal-hal yang membatasi kreativitas dalam
mengajar,” imbuhnya memberi penekanan.
Mendikbudristek berpesan agar guru menjadi pelopor
Merdeka Belajar dan Merdeka Mengajar di sekolah masing-masing. Ia juga
mengapresiasi para pengajar praktik, fasilitator, dan instruktur yang telah
berpartisipasi dalam program Pendidikan Guru Penggerak. “Inilah waktunya kita
bersama-sama memulihkan pembelajaran. Mari kita terus menjadi penggerak
perubahan, maju ke depan, serentak mewujudkan Merdeka Belajar,” imbau Nadiem.
Sampai bulan Desember tahun 2021 Program PGP telah
berlangsung sebanyak empat angkatan. Program untuk Angkatan 2 dimulai 13 April
2021, angkatan 3 dimulai bulan 13 Agustus 2021, dan angkatan 4 dimulai 14
Oktober 2021. Angkatan 2 telah mengakhiri programnya pada 18 Desember 2021.
Program PGP angkatan 2 awalnya diikuti oleh
peserta sebanyak 3.140 orang CGP yang berasal dari 71 kab/kota di 23 provinsi.
Dalam perjalanannya terdapat 131 peserta yang tidak dapat melanjutkan dengan
berbagai alasan, sehingga pada akhir program peserta berjumlah 3.009 orang.
Setelah menjalankan program selama sembilan bulan dan penilaian yang diberikan
oleh fasilitator dan pendamping maka dinyatakan lulus sebanyak 3.004 orang.
Direktur Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan
Tenaga Kependidikan, Praptono dalam laporannya meminta agar dinas pendidikan
dapat terus mendukung para Guru Penggerak. “(Guru) yang Bapak/Ibu miliki yang
sudah kami didik selama ini dengan sangat luar biasa selama sembilan bulan ini
agar kiranya ke depan bisa berkontribusi lebih besar lagi dalam mempercepat
transformasi pendidikan di Indonesia,” tekannya.
Kemendikbudristek telah menerbitkan
Permendikbudristek Nomor 40 Tahun 2021 tentang penugasan guru sebagai kepala
sekolah di mana itu adalah wujud komitmen kementerian untuk menempatkan Guru
Penggerak sebagai pemimpin pembelajaran. “Kepada para gubernur, bupati dan
walikota untuk memberikan kesempatan kepada guru-guru hebat ini agar bisa
menjadi kepala sekolah yang akan siap untuk menciptakan ekosistem belajar yang
aman, nyaman, menyenangkan, dan inklusif,” pintanya.
Sementara itu, kepada Guru Penggerak, ia berpesan
pembelajarannya agar dapat terus berpihak kepada murid dan teruslah bersemangat
untuk belajar dan berbagi, menguatkan budaya refleksi dan kolaborasi guna
mewujudkan Profil Pelajar Pancasila. “Kini Bapak dan Ibu memiliki rekan-rekan seperjuangan
yang siap untuk saling bersinergi menggerakkan eksosistem pendidikan Indonesia
di wilayah masing-masing,” ujar Direktur Praptono.
Lukman Masnur, Guru Penggerak Kabupaten Gorontalo
begitu menikmati proses pendidikan guru penggerak karena di dalamnya ada
diskusi dan kolaborasi menarik dengan guru-guru hebat. “Itu membuat saya lebih
mudah dalam mengerjakan tugas-tugas yang ada di sistem manajemen pembelajaran
learning management system (LMS),” ungkapnya.
Berikutnya adalah Muhammad Husen. Ia merupakan
Guru Penggerak asal Kota Ternate. Menurutnya, secara konseptual, materi, modul,
serta LMS disajikan sangat baik. “Secara konsep, kurikulum, tim pendamping,
LMS, modul lokakarya benar-benar direncanakan dengan matang dan terstruktur,”
ucap Chandra Arisandy, Guru Penggerak Kabupaten Lahat senada dengan Husen.
Sementara itu, dampak yang dirasakan setelah
mengikuti PGP adalah proses pembelajaran yang semakin menarik, tidak
membosankan, berkat adanya pembelajaran berdiferensiasi. Hal ini disampaikan
Guru Penggerak Kota Banjar, Rifah Radhiyati. Pernyataan yang sama juga
dilontarkan oleh Harunsyah, Guru Penggerak dari Kota Jambi. “Jika dulu saya
yang menuntut siswa untuk menurut, setelah saya mengikuti pendidikan Guru
Penggerak, saya menuntun siswa sesuai talenta dan kompetensinya,” tutur
Harunsyah.
Berbagai testimoni positif juga mengalir dari para
pemangku kebijakan di daerah. Beberapa di antaranya adalah Wakil Bupati
Belitung, Isyak Meirobie. “Dengan program Guru Penggerak, Belitung begitu
yakin, anak-anak akan memiliki masa depan yang lebih cemerlang. Kami percaya
bahwa inovasi dan inspirasi yang dilakukan program ini akan mampu menjadikan
anak-anak yang punya masa depan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka,”
ujar Isyak.
Berikutnya, Bupati Lombok Timur, Sukiman Azmi yang
menyampaikan dukungan untuk program Guru Penggerak. “Saya juga mendukung agar
Guru Penggerak diberikan prioritas untuk menjadikepala sekolah, pengawas
sekolah, dan pelatih bagi guru, agar guru-guru menjadi lebih professional untuk
mewujudkan pendidikan yang berkualitas di Indonesia,” katanya.
“Saya bertekad untuk semakin memperkuat komitmen
dan dukungan terhadap berbagai program Kemendikbudristek,” lanjut Bupati
Kapuas, Kalimantan Tengah, Ben Brahim S. Bahat yang turut memberi dukungan.
Tak ketinggalan, Bupati Cirebon, Imron Rosyadi
juga menyampaikan dukungannya. “Pemerintah Kota Cirebon siap mengangkat Guru
Penggerak yang sudah memenuhi syarat sesuai regulasi menjadi kepala sekolah dan
atau kepala sekolah,” ujarnya menyampaikan komitmen pemerintahnya.
Turut hadir secara daring, yaitu: Sekretaris
Direktur Jenderal (Sesdirjen) GTK, Nunuk Suryani; Direktur Guru Pendidikan
Menengah dan Pendidikan Khusus, Yaswardi; Direktur Guru Pendidikan Anak Usia
Dini dan Pendidikan Masyarakat, Santi Ambarukmi; Direktur Guru Pendidikan
Dasar, Rachmadi Widiharto; Pelaksana tugas Direktur Profesi Guru, Temu Ismail;
serta Direktur Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga Kependidikan,
Praptono.
Sumber : Kemdikbud.go.id
Post a Comment for "Selamat! 3.004 Peserta Lulus Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 2"