Kemendikbud akan
mengirim 1.000 guru untuk dilatih di 15 negara selama tiga pekan. Langkah ini
dilakukan untuk penguatan metodologi dan kompetensi para pendidik tersebut.
Negara-negara yang menjadi tujuan ialah Finlandia, Korea, Jerman, Jepang,
Prancis, Singapura, China, Hong Kong. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Mendikbud) Muhadjir Effendy menjelaskan, pelatihan yang akan diberikan kepada
para guru ini akan berbeda-beda.
Kendati
demikian, arahnya untuk penguatan metodologi serta untuk penguatan kompetensi.
“Intinya, kalau dikirim ke luar negeri wawasannya lebih terbuka. Ini juga
dikirim ke negara-negara yang bisa jadi referensi, contoh, bench mark oleh guru
yang akan dikirim,” ujar dia.
Menurut dia,
para guru yang dikirim merupakan para guru yang berprestasi dalam sejumlah
program. Selain para guru yang juara, seleksinya juga dilakukan berdasar
asesmen yang dilakukan Kemendikbud melalui rekam jejak.
“Kemendikbud
akan terus berusaha agar pelatihan guru ke luar negeri akan terus berlanjut,
sehingga merekapun akan memiliki banyak pengalaman,” kata mantan rektor
Universitas Muhammadiyah Malang ini.
Dirjen Guru dan
Tenaga Kependidikan Kemendikbud Supriano mengungkapkan, para guru yang terpilih
program ini akan berangkat akhir bulan ini. Menurut dia, langkah ini di lakukan
semata dalam rangka fokus ke pengembangan sumber daya manusia.
“Pendidikan yang
baik itu pengaruhnya ke guru,” katanya di kantor Kemen dikbud kemarin. Supriano
meminta para guru dapat meningkatkan kompe tensinya dalam proses pembelajaran
dengan melihat perbandingan dari beberapa negara lain yang sudah maju.
Menurut dia,
proses pendidikan yang baik akan tercipta di sekolah oleh guru yang kualitasnya
baik pula. “Selanjutnya, Kemendikbud berharap akan ada perubahan dalam proses
pembelajaran di sekolah ketika para guru ini telah mendapat pembekalan ilmu
baru,” ujar dia.
Sementara itu,
pengamat pendidikan UPI Bandung Said Hamid Hasan berpendapat pengiriman guru
untuk dilatih ke luar negeri memang akan bisa menambah wawasan guru.
Said pun
berharap pengiriman guru ke luar negeri ini hanya sebatas apresiasi atau hadiah
atas prestasi yang telah ditunjukkan oleh guru yang sudah diseleksi, dan bukan
untuk menyelesaikan masalah terkait kompetensi guru.
Ketua Divisi
Smart Learning Center PB Persatuan Guru Republik Indonesia Richardius Eko
Indrajit mengatakan saat ini siswa di Indonesia bisa dengan mudahnya mencari
dan mempelajari bahan ajar melalui internet. Dia mengatakan, jika semua materi
ajar ada di You Tube maka guru pun semestinya tidak mengajarkan yang sudah ada
di internet tersebut.
“Di era disrupsi
ini, guru harus menguasai siber pedagogi, yakni bagai mana cara kita mengajar
saat semua bahan yang mau kita ajarkan sudah ada di internet,’’ katanya. Dia
menjelaskan, di era saat ini pedagogi siber diperlukan agar guru bisa membuat
tugas siswa yang lebih menarik, yakni tugas yang tidak dengan mudahnya siswa
mengopinya dari internet.
Guru harus
pandai membuat tugas yang menantang siswa berimajinasi untuk menjawabnya dan
dikomparasi dengan ilmu yang dibaca melalui buku. Dia mengatakan, era disrupsi
ini juga mengubah posisi guru bukan lagi menjadi sumber ilmu, melainkan menjadi
arsitek kelas dengan fungsi sebagai fasilitator dan sahabat.
Sumber : https://nasional.sindonews.com
====================================
PESAN MENDIKBUD DALAM PELEPASAN PROGRAM PELATIHAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KE LUAR NEGERI TAHUN 2019: “LURUSKAN NIAT”
Berikut beberapa pesan Bapak Profesor Muhadjir dalam acara Pelepasan Program Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan ke Luar Negeri Tahun 2019 di Gedung A Kemdikbud Jakarta, Rabu 27 Februari 2019
1. Luruskan Niat
Kepada para pendidik dan tenaga kependidikan yang dikirim ke luar negeri agar meluruskan niat untuk belajar dan berlatih, mencari ilmu, mencari pengalaman, dan mencari hal-hal yang baik di negara yang dituju. Para pendidik dan tenaga kependidikan yang dikirim ke luar negeri bukanlah untuk jalan-jalan, tetapi untuk mendapatkan hal-hal yang baik, meningkatkan profesionalitas, dan mampu menjadi kekuatan untuk memperbaiki atau mengubah dunia pendidikan Indonesia menjadi lebih baik.
2. Bersyukur
Bahwa pendidik dan tenaga kependidikan yang dikirim adalah yang terpilih dari 3, 17 juta pendidik bahkan lebih. Perwujudan rasa syukur tersebut tidak hanya dalam bentuk ucapan, tetapi diwujudkan dalam tindakan untuk bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas dan memanfaatkan kesempatan mendapatkan pengalaman terbaik.
3. Berpikir Kritis
Selama di luar negeri dan setelah pulang nanti diharapkan pendidik dan tenaga kependidikan tidak hanya meniru hal-hal yang baik, tetapi hendaknya mampu berpikir kritis dan inovatif untuk bisa melampaui apa yang didapatkan dari negara yang dituju.
4. Ingatlah bahwa Dibiayai Rakyat
Bahwa program pelatihan pendididik dan tenaga kependidikan ke luar negeri tahun 2019 adalah dari dana APBN yang juga bersumber dari Rakyat Indonesia. Oleh karena itu, haruslah dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan nantinya memberikan manfaat untuk rakyat, khususnya menjadikan pendidikan Indonesia yang lebih baik.
(Jakarta, 27 Februari 2019 ditulis oleh Muh Zuhri, Guru Bahasa Indonesia SMA Negeri 2 Boyolali, Jawa Tengah)
====================================
PESAN MENDIKBUD DALAM PELEPASAN PROGRAM PELATIHAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KE LUAR NEGERI TAHUN 2019: “LURUSKAN NIAT”
Berikut beberapa pesan Bapak Profesor Muhadjir dalam acara Pelepasan Program Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan ke Luar Negeri Tahun 2019 di Gedung A Kemdikbud Jakarta, Rabu 27 Februari 2019
1. Luruskan Niat
Kepada para pendidik dan tenaga kependidikan yang dikirim ke luar negeri agar meluruskan niat untuk belajar dan berlatih, mencari ilmu, mencari pengalaman, dan mencari hal-hal yang baik di negara yang dituju. Para pendidik dan tenaga kependidikan yang dikirim ke luar negeri bukanlah untuk jalan-jalan, tetapi untuk mendapatkan hal-hal yang baik, meningkatkan profesionalitas, dan mampu menjadi kekuatan untuk memperbaiki atau mengubah dunia pendidikan Indonesia menjadi lebih baik.
2. Bersyukur
Bahwa pendidik dan tenaga kependidikan yang dikirim adalah yang terpilih dari 3, 17 juta pendidik bahkan lebih. Perwujudan rasa syukur tersebut tidak hanya dalam bentuk ucapan, tetapi diwujudkan dalam tindakan untuk bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas dan memanfaatkan kesempatan mendapatkan pengalaman terbaik.
3. Berpikir Kritis
Selama di luar negeri dan setelah pulang nanti diharapkan pendidik dan tenaga kependidikan tidak hanya meniru hal-hal yang baik, tetapi hendaknya mampu berpikir kritis dan inovatif untuk bisa melampaui apa yang didapatkan dari negara yang dituju.
4. Ingatlah bahwa Dibiayai Rakyat
Bahwa program pelatihan pendididik dan tenaga kependidikan ke luar negeri tahun 2019 adalah dari dana APBN yang juga bersumber dari Rakyat Indonesia. Oleh karena itu, haruslah dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan nantinya memberikan manfaat untuk rakyat, khususnya menjadikan pendidikan Indonesia yang lebih baik.
(Jakarta, 27 Februari 2019 ditulis oleh Muh Zuhri, Guru Bahasa Indonesia SMA Negeri 2 Boyolali, Jawa Tengah)
Post a Comment for "Kemendikbud Akan Mengirim 1.000 Guru Untuk Dilatih Di 15 Negara"