Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Wikan Sakarinto menilai ada tiga poin utama dalam memilih jalur pendidikan yang sesuai, yaitu passion, goal, dan pahami pilihan. Guna mendukung poin tersebut, Wikan menyebut bahwa peran orang tua penting dalam pengembangan minat dan bakat peserta didik. Selain bertanggung jawab dalam mendidik, orang tua juga berperan dalam anaknya untuk dapat menentukan minat dan bakat yang sesuai.
“Jangan takut untuk memilih bidang yang menurut orang tidak
favorit, tidak ada prodi favorit ataupun tidak favorit. Yang tidak favorit
adalah masuk prodi yang tidak sesuai dengan passion, goals, dan tidak
memiliki visi dalam prodi tersebut,” jelas Wikan pada peringatan Dies Natalis
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi) ke-1 yang diselenggarakan
secara daring (online) pada aplikasi Zoom dan kanal Youtube Mitrasdudi
Kemendikbud, Minggu (24/1).
Dalam acara yang sama, content creator asal
Indonesia Gita Savitri, mengatakan, solusi yang tepat dalam pemilihan jalur
pendidikan adalah komunikasi yang baik antara orang tua dan anak. “Orang tua
harus melihat anaknya bukan sebagai orang yang dapat mereka kontrol atau
melakukan apa yang mereka inginkan,” katanya.
Voice over talent, Bimo Kusumo Yudo pada kesempatan yang sama menambahkan,
peran orang tua sangat penting dalam memberikan support terhadap minat dan bakat yang dimiliki oleh sang
anak. Namun dengan catatan, orang tua juga mengerti apa goals dari anak mereka. “Para peserta didik (terlebih dulu)
harus mengerti apa yang menjadi goals mereka selama
ini, merancang dan mempersiapkan semuanya dengan sangat matang sehingga hal ini
menjadi salah satu cara untuk meyakinkan orang tua,” terang Bimo.
Untuk diketahui, pendidikan vokasi memiliki beberapa jenjang
yaitu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Diploma 1 (D1), Diploma 2 (D2), Diploma
3 (D3), dan Sarjana Terapan. Adapun tujuan utama dari seluruh kebijakan Ditjen
Diksi yakni tercapainya “link and match”.
Saat ini, Ditjen Diksi lebih menguatkan pada jenjang Diploma
4 (D4) atau Sarjana Terapan, di mana Diploma 3 (D3) didorong untuk upgrade ke Sarjana Terapan. Penguatan lainnya yaitu
Pascasarjana (S2) Terapan. Melalui langkah ini, Ditjen Diksi mendorong
terbentuknya S3 Terapan. “Kita ingin adanya link and super match, di mana Vokasi
dan dunia kerja industri harus ‘menikah’ (dengan dunia industri). Nantinya
terdapat paket-paket serta kebijakan mengenai hal tersebut,” ungkap Wikan.
Terobosan lainnya dari Ditjen Diksi adalah program Diploma 2 fast track yang dihasilkan dari ‘pernikahan’ antara SMK dan
Perguruan Tinggi Vokasi. “SMK tiga tahun diikuti dengan tiga semester Diploma 2
(D2). Pada dua semester akhir dalam pendidikan D2 itu full dual system yaitu
magang sambil kuliah di industri,” tegas Wikan.
Pendidikan vokasi adalah pendidikan yang dirancang untuk link and super match. Wikan menegaskan agar peserta didik tidak khawatir jika
minat dan bakatnya adalah pendidikan vokasi karena kurikulumnya akan
disesuaikan dengan dunia industri. “Satu prodi itu kita rancang untuk
‘dikawinkan’ minimal dengan lima industri yang kuat, selanjutnya kita juga akan
kembangkan soft skill, sarana dan prasarana, serta kerja sama dengan luar negeri.
Jadi, jangan ragu untuk memilih vokasi,” pesan Wikan.
Di akhir perbincangan, ketiga narasumber menyemangati
generasi muda untuk terus semangat meraih cita-cita. Gita memberikan masukan
untuk mengurangi rasa tidak percaya diri dan iri kepada orang lain. “Pahami
prinsip kita apa, mau jadi apa kita, dan apa yang terpenting untuk kita,”
jelasnya.
Selanjutnya, Bimo berpesan untuk bersyukur dengan apapun yang
dimiliki saat ini dan senantiasa tekun dan disiplin dalam mewujudkan niat dan
cita-cita. Selain itu, content creator, Vincent Raditya juga mengingatkan agar
anak-anak muda tidak mudah putus asa, terus berusaha, dan bersabar dalam meraih
keberhasilan. “Kita belum gagal sebelum kita berhenti,” tutup Vincent.
Sumber : kemdikbud.go.id
0 komentar:
Post a Comment