Dalam kunjungan kerjanya di Provinsi Bali, Mendikbudristek
mengunjungi SMPN 1 Kuta Selatan untuk meninjau pelaksanaan Asesmen Nasional,
didampingi Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan, Anindito
Aditomo. Keduanya sempat berkunjung ke ruang kelas dan melihat langsung para
siswa yang sedang mengerjakan Asesmen Nasional dengan tertib dan menerapkan
protokol kesehatan, pada Kamis (7/10/2021).
Sebanyak 45 siswa kelas VIII di SMPN 1 Kuta Selatan mengikuti
Asesmen Nasional pada 6—7 Oktober 2021. Kepala SMPN 1 Kuta Selatan, I Made
Antara mengatakan, pada 6 Oktober 2021 para peserta mengerjakan Asesmen
Nasional untuk literasi dan survei karakter, sedangkan pada 7 Oktober 2021
mengerjakan numerasi dan survei lingkungan belajar. Secara umum, pelaksanaan
Asesmen Nasional (AN) di SMPN 1 Kuta Selatan berjalan dengan baik dan lancar
tanpa persiapan khusus.
“Pelaksanaannya dimulai sejak kemarin, lancar dan tidak ada
masalah. Internet juga tidak ada masalah. Kami juga tidak melakukan persiapan
khusus. Jadi seperti saran Mas Menteri (Mendikbudristek), kita tidak perlu
menyiapkan secara khusus, apalagi anak-anak peserta AN diambil secara acak dari
pusat (Kemendikbudristek). Jadi kita hanya mengondisikan anak-anak dan membuat
jadwal sesi pertama, kedua, dan seterusnya,” ujar I Made Antara.
Berbeda dengan siswa, AN yang diikuti oleh guru SMPN 1 Kuta
Selatan sudah dimulai sejak 4 Oktober 2021. Ada 61 guru yang mengisi Survei
Lingkungan Belajar. Para guru juga diberikan fleksibilitas dalam mengisi
survei, sehingga survei bisa dikerjakan secara bertahap dan dari mana saja.
“Ada yang mengisi di rumah atau di sekolah. Jadi kan sudah dibagikan link (tautan),
kemudian mereka mengerjakan dengan gawai masing-masing. Ada juga yang mengisi
sambil bekerja di sekolah karena menjadi panitia AN. Jadi dari mana pun bisa
mengerjakan survei, hanya anak-anak yang datang serentak ke sekolah untuk AN,”
kata I Made Antara.
Asesmen Nasional adalah program penilaian terhadap mutu
setiap sekolah, madrasah, dan program kesetaraan pada jenjang dasar dan
menengah. Mutu satuan pendidikan dinilai berdasarkan hasil belajar murid yang
mendasar (literasi, numerasi, dan karakter) serta kualitas proses
belajar-mengajar dan iklim satuan pendidikan yang mendukung pembelajaran.
Informasi-informasi tersebut diperoleh dari tiga instrumen utama, yaitu Asesmen
Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.
AKM dirancang untuk mengukur capaian peserta
didik dari hasil belajar kognitif, yaitu literasi dan numerasi. Kedua aspek
kompetensi minimum ini, menjadi syarat bagi peserta didik untuk berkontribusi
di dalam masyarakat, terlepas dari bidang kerja dan karier yang ingin mereka
tekuni di masa depan. Survei Karakter dirancang untuk mengukur capaian peserta
didik dari hasil belajar sosial-emosional berupa pilar karakter untuk mencetak
Profil Pelajar Pancasila, sedangkan Survei Lingkungan Belajar untuk
mengevaluasi dan memetakan aspek pendukung kualitas pembelajaran di lingkungan
sekolah.
Sumber : https://gtk.kemdikbud.go.id
Post a Comment for "Fleksibilitas dalam Pengisian Survei Lingkungan Belajar"