Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim meminta waktu enam bulan untuk
menyiapkan blue print sistem pendidikan Indonesia.
Ia menilai
sistem pendidikan Indonesia tak bisa disiapkan secara terburu-buru.
“Blue
print untuk ke mana ini arah pendidikan sudah dibuat tapi ini tidak bisa
tergesa-gesa ya. Membutuhkan benar-benar (waktu) karena kita sudah banyak
materi, riset, tapi harus dikemas suatu strategi,” kata Nadiem dalam acara temu
media di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Senin (23/12/2019).
Dalam waktu enam
bulan ke depan, Nadiem berharap blue print sistem pendidikan Indonesia sudah
selesai di tahap draft.
Nadiem
menyebutkan, konsep Merdeka Belajar yang baru diluncurkan adalah salah satu
bagian dari blue print sistem pendidikan Indonesia.
Pendidikan masyarakat juga menjadi salah satu fokus dalam blue print di
tahun 2020. Nadiem menyebutkan orangtua juga berperan penting untuk memberikan
pembelajaran anak.
“Tapi tentunya
tak bisa hal-hal seperti ini (kebijakan) hanya statik saja. Bahkan kita
berbicara satu roadmap atau blue print itu harus ada fleksibility di dalamnya,”
tambah Nadiem.
Menurut Nadiem,
fleksibilitas diperlukan dalam sebuah blue print untuk mengantisipasi perubahan
di bidang industri.
Kebijakan pendidikan
jangan berubah
Anggota Komisi X
DPR dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Putra Nababan tidak mau
kebijakan soal Ujian Nasional (UN) berubah-ubah seiring pergantian Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan.
Putra
mengatakan, Komisi X DPR meminta Kemendikbud membuat cetak biru atau rancangan
besar terkait pendidikan nasional agar kebijakan di bidang pendidikan, termasuk
soal UN, tidak berubah-ubah.
"Kami minta kepada saudara menteri ada lah grand design pendidikan.
Jangan ganti menteri, ganti kebijakan, ganti kurikulum grand design-nya,"
kata Putra dalam diskusi bertajuk " Merdeka
Belajar Merdeka UN" di kawasan Menteng, Sabtu
(14/12/2019).
Putra menuturkan,
cetak biru itu nantinya tidak hanya berisi soal UN melainkan juga mengenai
kurikulum, pengembangan guru, dan penganggaran di bidang pendidikan.
"Sehingga
ketika kita bicara cetak biru itu kita bukan hanya bicara dua tahun, tiga
tahun, (tapi) kita bicara lima tahun, sepuluh tahun, dan kita tidak beli kucing
dalam karung," ujar Putra.
Putra meminta
Kemendikbud menyerahkan cetak biru pendididikan tersebut dalam waktu yang tidak
lama supaya DPR bisa membahas sebelum menentukan masa depan pendidikan di
Indonesia.
Selain Cetak Biru
Pendidikan, Ini 3 Program Mendikbud Nadiem Tahun 2020
Penyiapan Blue
print atau cetak biru pendidikan Indonesia dan pemeriksaan kualitas
bangunan sekolah menjadi sejumlah program yang bakal dilakukan oleh Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2020.
Hal itu
disampaikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim dalam temu
media di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Senin (23/12/2019).
"Blue print
untuk ke mana ini arah pendidikan sudah dibuat tapi ini tidak bisa tergesa-gesa
ya. Membutuhkan benar-benar (waktu) karena kita sudah banyak materi, riset,
tapi harus dikemas suatu strategi,” kata Nadiem.
Dalam waktu enam
bulan ke depan, Nadiem berharap cetak biru sistem pendidikan Indonesia sudah
selesai di tahap draft.
1. Konsep Merdeka
Belajar
Nadiem
menyebutkan, konsep Merdeka Belajar yang baru diluncurkan adalah salah satu
bagian dari cetak biru pendidikan Indonesia.
2. Pendidikan
masyarakat
Pendidikan
masyarakat juga menjadi salah satu fokus dalam blue print di tahun 2020. Nadiem
menyebutkan orangtua juga berperan penting untuk memberikan pembelajaran anak.
“Tapi tentunya
tak bisa hal-hal seperti ini (kebijakan) hanya statik saja. Bahkan kita
berbicara satu roadmap atau blue print itu harus ada fleksibility di dalamnya,”
tambah Nadiem.
Menurut Nadiem,
fleksibilitas diperlukan dalam sebuah blue print untuk mengantisipasi perubahan
di bidang industri.
3. Kualitas
bangunan sekolah
Selain itu, kualitas bangunan sekolah juga salah satu hal yang membuat
Nadiem khawatir.
Menurutnya,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan belum mengetahui data-data sekolah yang
rentan rubuh.
"Itu yang
bikin saya takut, kenapa kita di tahun 2020 akan melakukan pemeriksaan itu
dulu, jangan masalah pembangunan-pembangunannya," ujar Nadiem.
Ia berkaca
kepada kasus rubuhnya sekolah atap SDN Gentong Pasuruan pada Selasa (5/11/2019)
pagi. Peristiwa tersebut terjadi saat kegiatan belajar sedang berlangsung.
Akibat kejadian
tersebut satu guru dan satu siswa meninggal. Sementara belasan siswa lainnya
mengalami luka-luka.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Post a Comment for "Nadiem Makarim Minta Waktu 6 Bulan Siapkan "Cetak Biru" Pendidikan Indonesia"