Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), melalui Direktorat
Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) meluncurkan Program Guru
Belajar dan Berbagi Seri Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan
Inklusif pada Selasa (4/5/2021) secara virtual.
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
(Dirjen GTK), Iwan Syahril, dalam sambutannya menyampaikan bahwa layanan
digital Guru Belajar dan Berbagi adalah gerakan gotong royong pemerintah, guru,
komunitas, serta penggerak pendidikan. “Ini agar kita terus berdaya menghadapi
pandemi, khususnya dalam memastikan bahwa pembelajaran tetap bisa kita upayakan
terus berlangsung walaupun dengan semua keterbatasan,” ujar Iwan.
Sebelumnya, tercatat lebih dari 700 ribu guru mengaktualisasikan
berbagai kompetensi yang dimiliki, mengevaluasi diri, serta mengembangkan diri
secara mandiri dan berkelanjutan. Selain itu, lebih dari 85 ribu RPP telah
dibagikan oleh para guru, telah diakses hampir 100 juta kali, dan telah diunduh
lebih dari 25 juta kali. “Ini pencapaian yang luar biasa. Artinya ada manfaat
program ini,” imbuhnya.
Dijelaskan Dirjen Iwan, lebih dari satu juta guru
telah mengikuti berbagai program modul-modul dalam pelatihan maupun bimbingan
teknis platform digital seri belajar dan berbagi, seperti Seri Masa Pandemi,
Seri Pendidikan Keterampilan Hidup, Seri Asesmen Kompetensi Minimum, dan Seri
Belajar Mandiri Calon Guru ASN PPPK.
Harapannya, Seri PAUD ini dapat memberikan para
guru pengetahuan dan keterampilan agar lebih profesional merancang,
melaksanakan pembelajaran, dan menilai hasil pembelajaran. “Pada kesempatan
kali ini, kita meluncurkan Program Guru Belajar dan Berbagi Seri Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Inklusif. Kita ketahui bersama, anak-anak
usia PAUD di nol hingga enam tahun adalah masa emas pertumbuhan dan
perkembangan anak dan tidak tergantikan di masa mendatang,” terangnya.
Selain itu, dilanjutkan Iwan, para pendidik PAUD
diharapkan mampu mengembangkan pembelajaran agar lebih variatif dan sesuai
kondisi di lapangan, juga terus memberi bimbingan, asuhan, dan perlindungan
bagi anak-anak PAUD. Program ini menyasar para guru, kepala sekolah, pengawas
sekolah dan berbagai pemangku kepentingan pendidikan.
“Keteladanan, kreativitas, serta pembelajaran yang
menyenangkan dari guru-guru PAUD akan sangat memengaruhi tumbuh kembang anak.
Guru yang dapat mengajak anak bermain sambil belajar, akan menjadikan proses
belajar lebih gembira,” tambah Iwan.
Kemendikbudristek berkomitmen untuk terus
memperjuangkan pendidikan inklusif bagi para guru untuk anak-anak berkebutuhan
khusus. Dikatakan Iwan, anak-anak Indonesia punya hak yang sama untuk sukses
dan mendapatkan pendidikan yang layak. Pendidikan menurutnya harus dapat
memberi kesempatan pada semua peserta didik sehingga kecerdasan dan bakat
istimewa mereka dapat terakomodir melalui fasilitas pendidikan yang tersedia.
Pada kesempatan ini, ia menekankan kembali bahwa
pendidikan inklusif harus dapat memberi kesempatan yang seluas-luasnya bagi
anak-anak berkebutuhan khusus. Termasuk memastikan bahwa penyelenggaraan
pendidikan harus menjamin adanya toleransi terhadap keragaman.
“Tidak hanya memberikan kesempatan pendidikan,
tetapi juga menciptakan lingkungan sekolah, lingkungan kelas, dan lingkungan
pembelajaran yang mendorong seluruh warga sekolah menerima, mengenali, dan
berkolaborasi untuk memajukan pendidikan anak-anak berkebutuhan khusus,” tegas
Iwan.
Oleh karena itu, pihaknya terus mendorong agar para
pendidik mempunyai jiwa pembelajar sepanjang hayat yang senantiasa gemar
belajar dan berbagi ide, wawasan, dan praktik baik. Kolaborasi antar guru bisa
berupa saling berbagi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), artikel dan video
pembelajaran, maupun webinar.
Dirjen Iwan mengaku sangat kagum dan bangga pada
guru-guru Indonesia yang makin aktif sebagai guru pembelajar. “Para guru senang
gotong royong. Tidak hanya menyimpan (ilmu) untuk dirinya, tetapi berbagi untuk
guru-guru yang lain, dan terus meningkatkan kompetensi. Semuanya demi
pendidikan anak-anak kita, yang dalam kondisi saat ini, kita sangat concerndengan learning loss. Anak-anak harus bisa
terus belajar, karena mereka penerus bangsa,” tekan Iwan.
Iwan berharap, dengan belajar PAUD dan pendidikan
Inklusif ini bisa membantu para guru dan kepala sekolah menciptakan lingkungan
sekolah aman, nyaman, inklusif, dan menyenangkan serta pembelajaran yang
berpusat kepada murid. “Karena tujuan merdeka belajar ada tiga, yaitu murid,
murid dan murid,” harapnya.
Ada pun informasi lebih lanjut terkait Program Guru
Belajar dan Berbagi Seri Belajar Mandiri Calon Guru ASN PPPK dapat diakses
melalui laman https://gurubelajardanberbagi.kemdikbud.go.id/.
Post a Comment for "Ditjen GTK Meluncurkan Program Guru Belajar dan Berbagi Seri PAUD dan Pendidikan Inklusif"