Oleh:
Muhammad Yusuf, S.Pd.SD
Ketika
saya menyelesaikan pendidikan SMA pada tahun 2000 silam dimana saat itu
memasuki era Millenium. Zaman yang penuh tantangan dan rintangan dalam
menggapai cita-cita menjadi seorang yang bermanfaat bagi keluarga dan
masyarakat. Saya yang berlatar belakang dari kehidupan sosial masyarakat
ekonomi rendah, harus menjadi penopang orang tua dalam memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari.
Saya
bersekolah sambil membantu kelancaran usaha orang tua berdagang ayam potong di
pasar tradisional, sehingga harus bisa membagi waktu antara pendidikan dan
kehidupan keluarga. Kami bertiga; ayah, ibu dan saya sendiri merupakan keluarga
kecil yang tersisa karena kelima saudara sudah mempunyai kehidupan
masing-masing. Melihat kondisi ini, saya merasa takkan mungkin bisa melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi.
Oleh
karena itu saya memutuskan melanjutkan pekerjaan orang tua berdagang ayam demi
memenuhi kebutuhan karena mereka semua sudah memasuki usia senja. Setelah
hampir 2 bulan menjalani kehidupan di pasar tradisional sebagai pedagang, saya
mendapatkan informasi bahwa di kabupaten/kota akan di buka Keguruan Diploma 2
PGSD. Saya ikut berpartisipasi mencari peruntungan mengikuti seleksi karena
yang mendaftar hampir seribu dan kuotanya hanya 200 mahasiswa.
Alhamdulilah
diantara 200 itu terdapat nama saya yang lulus seleksi dan berhak mengikuti
pendidikan Diploma. Entah itu kebetulan atau keberuntungan, tapi itu merupakan
takdir yang mengharuskan saya menjadi seorang pendidik. Disini pun saya
berusaha membagi waktu antara kuliah dan membantu ekonomi keluarga sehingga
merasakan betul sulitnya kehidupan kami. Inilah alasan kuat saya mengapa harus
menjadi pendidik, saya harus membuktikan kepada publik mampu menjadi yang
terbaik bagi keluarga.
Selama
kurang lebih 3 tahun saya berjuang menggapai impian dan tentunya sambil
berdagang agar bisa memenuhi kebutuhan kuliah dan kehidupan sehari-hari kami.
Sampai akhirnya masa yudisium dan wisuda pun tiba untuk merayakan kesuksesan
hasil jerih payah yang penuh fatamorgana. Akan tetapi belum sempat mengenakan
toga, sebuah peristiwa yang tak terduga terjadi di penghujung Diploma saya.
Kedua
orang tua yang selama ini mensupport dan mendorong saya untuk menjadi seorang
pendidik yang berguna, mereka meninggalkan saya untuk selamanya. Dalam satu pekan
mereka menghembuskan nafas terakhir di antara rentang yudisium dan wisuda saya.
Sehingga seharusnya saya bergembira seperti halnya rekan lain yang telah di
wisuda, saya malah terperosok kedalam kesedihan yang sangat dalam.
Momentum
itu sangat membuat saya terpukul hingga bahkan terbersit dibenak untuk
mengakhiri kehidupan juga, karena untuk apa saya menjadi pendidik kalau
motivator saya tak ada lagi. Saudara dan keluarga dekat pun berusaha menghibur
dan mengembalikan semangat saya, namun semua tak saya hiraukan. Selama beberapa
bulan saya mengasingkan diri meratapi kehidupan yang sungguh menyakitkan jiwa
dan raga.
Hingga
suatu ketika saya teringat kata-kata beliau bahwa saya harus berdedikasi penuh
bila menjadi seorang pendidik, kemudian beliau mengharapkan saya bisa
mengharumkan nama keluarga walaupun dari kalangan ekonomi rendah. Sontak saya
terbangun dan berusaha bangkit dari keterpurukan untuk memenuhi amanat orang
tua menjadi pendidik yang bisa mengangkat derajat kami.
Itulah
alasan kuat saya menjadi seorang pendidik karena telah melewati masa sulit
bersama orang tua dengan amanatnya yang harus saya penuhi. Sekarang 17 tahun
telah berlalu dan saya tetap optimis dan bangga menjadi seorang pendidik dengan
torehan prestasi yang saya dapatkan. Guru Berprestasi Kabupaten Tahun
2016-2018, Fasilitator Literasi Baca-tulis Kalsel Tahun 2019, dan di Tahun 2020
sebagai Trainer Microsoft office 365, Alumni Lemhannas RI, Sahabat Rumah
Belajar Kalsel, Instruktur Video Pembelajaran LPMP Kalsel. Selain itu mendapat
penghargaan Dinas Perpustakaan Daerah sebagai Pegiat Literasi Kabupaten Tahun
2019 dan Guru Berdedikasi dari PGRI Kabupaten Tahun 2020.
Semua
yang saya peroleh di atas bukannya untuk menyombongkan diri,tetapi semata untuk
membuktikan bahwa saya akan selalu berusaha memenuhi amanat orang tua. Saya
akan selalu berdedikasi dengan loyalitas penuh dengan atasan dan berprestasi
dimana saja, kapan saja dan bersama siapa saja. Kita harus Bangkitkan semangat
wujudkan merdeka belajar dengan berdedikasi dan berprestasi menuju Indonesia
maju.
*
Penulis
adalah Guru Kelas di SDN Betung
Post a Comment for "Amanat Mengharuskanku Menjadi Seorang Pendidik"