Mendikbudristek Nadiem Makarim menegaskan kembali bahwa
Asesmen Nasional (AN) tidak menimbulkan konsekuensi apapun bagi individu siswa,
guru, maupun kepala sekolah.
Menurutnya, kekhawatiran yang muncul di masyarakat
dikarenakan selama bertahun-tahun Ujian Nasional (UN) telah terkondisikan
sebagai sesuatu yang menakutkan. Bahkan, ada ancaman bagi yang nilai UN-nya
rendah kepala sekolah bisa dimutasi.
“Persepsi ini yang harus dibasmi, AN tidak membebani individu
seperti UN,” tegas Nadiem dalam Rapat Kerja Komisi X DPR RI, Senin (23/8).
AN bertujuan untuk mendorong perubahan positif dalam cara
guru mengajar, cara kepala sekolah memimpin pembelajaran di sekolahnya, dalam
pengawasan sekolah dan dalam cara pemerintah daerah (pemda) melakukan evaluasi
diri dalam penganggaran agar lebih berorientasi pada kualitas pembelajaran.
Pelaksanaan AN tahun ini berlangsung adaptif dan fleksibel
sesuai dengan situasi pendemi di berbagai daerah. Dalam menyelenggarakan AN,
Kemendikbudristek mengikuti kebijakan makro pemerintah tentang Perlakuan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Mendikbudristek mendengar laporan bahwa ada satuan pendidikan
yang meminta muridnya membeli laptop untuk latihan Asesmen Kompetensi Minimum
(AKM) yang merupakan salah satu bagian dari AN. Menurutnya, persepsi ini salah
karena kebutuhan laptop tidak diperlukan mengingat AN merupakan pemetaan untuk
melihat tren evaluasi pembelajaran dalam kurun waktu tertentu.
Kemendikbudristek telah menyediakan informasi melalui laman
https://pusmenjar.kemdikbud.go.id. Tercatat, laman ini sudah diakses hingga 18
juta akses unik. Melalui laman tersebut, siswa, guru, orang tua bisa mencoba
soal-soal AKM baik literasi maupun numerasi. Ada lebih dari 500 soal yang
disediakan untuk publik. Selain itu juga ada buku saku, tanya jawab, video
pembelajaran, dan video mengenai protokol kesehatan.
Post a Comment for "Kata Mas Menteri Tentang Asesmen Nasional"