Dalam rangka pengembangan digitalisasi sekolah khususnya di
daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T), Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) meluncurkan program Digitalisasi Sekolah. Peluncuran
perdana program ini dilakukan langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Mendikbud) di Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, pada Rabu
(18/9/2019), ditandai dengan pemberian sarana pembelajaran teknologi informasi
dan komunikasi (TIK) kepada sekolah serta komputer tablet kepada siswa.
“Digitalisasi Sekolah merupakan terobosan baru
di dunia pendidikan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dalam
berbagai aspek pengajaran,” kata Mendikbud pada jumpa pers peluncuran program
Digitalisasi Sekolah, di Perpustakaan Kemendikbud, Senayan, Jakarta, Selasa
(17/9/2019).
Kelebihan sistem ini, kata Mendikbud,
mempermudah proses belajar mengajar, karena para siswa dapat mengakses semua
bahan ajar ataupun bahan ujian dalam satu jaringan. “Sarana pembelajaran TIK
yang diberikan berupa PC, laptop, LCD, router, dan eksternal hard disk. Sekolah
yang akan menerima sarana pembelajaran tersebut di Kabupaten Natuna sebanyak 38
unit sekolah, terdiri dari 25 SD, 9 SMP, 3 SMA, dan 1 SMK. Sarana pembelajaran
TIK ini bertujuan untuk mempermudah sekolah melaksanakan program Digitalisasi
Sekolah,” jelas Mendikbud.
Sedangkan untuk komputer tablet akan diberikan
kepada 1.142 siswa, terdiri dari 508 siswa SD, 303 siswa SMP, 228 siswa SMA,
dan 103 siswa SMK. Komputer tablet tersebut telah dipasangkan aplikasi rumah
belajar yang menyediakan delapan fitur utama, yakni sumber belajar, buku
sekolah elektronik, bank soal, laboratorium maya, peta budaya, wahana jelajah
angkasa, pengembangan keprofesian berkelanjutan, dan kelas maya.
“Mengingat letak geografis sekolah sasaran dan
kondisi cuaca yang tidak memungkinkan, maka pemberian sarana pembelajaran TIK
dan tablet akan diberikan kepada 18 sekolah dan 590 siswa. 20 sekolah dan 552
siswa yang terkendala faktor geografis dan cuaca akan tetap diberikan bantuan
digitalisasi sekolah,” ujar Mendikbud.
Digitalisasi Sekolah merupakan implementasi dari new learning, yang disiapkan
untuk menghadapi revolusi industri 4.0. Karakteristik new learning tersebut adalah student centered, multimedia, collaborative work, information exchange,
dan critical thinking and
informed decision making. Total anggaran untuk pembelian sarana
pembelajaran TIK dan komputer tablet sebesar Rp 3.176.000.000.
“Dana tersebut diambilkan dari BOS Afirmasi dan
BOS Kinerja. Tahun 2019 Kemendikbud telah menganggarkan bantuan sarana
pembelajaran TIK dan tablet melalui BOS Kinerja untuk 6.004 sekolah dan 692.212
siswa. Sedangkan BOS Afirmasi untuk 30.277 sekolah dan 1.061.233 siswa,” terang
Mendikbud.
Selain program Digitalisasi Sekolah, Kemendikbud
juga mencanangkan lima program lain. Program tersebut adalah percepatan
pencairan Program Indonesia Pintar (PIP), Program Peningkatan Kompetensi
Pembelajaran (PKP), seTARA Daring dan E Modul Pendidikan Kesetaraan, serta
laman Sahabat Keluarga, dan Bimbingan Calon Fasilitator (BCF) Pendidikan
Keluarga dalam Jaringan.
Digitalisasi Sekolah
Digitalisasi sekolah melalui Program Sekolah
Digital merupakan jawaban terhadap tantangan revolusi industri 4.0. Sasaran
utama program ini adalah sekolah-sekolah di daerah 3T, namun secara umum
program ini juga menyentuh satuan pendidikan di daerah selain 3T.
Penyediaan sarana pembelajaran di sekolah berupa
PC server, tablet, laptop, LCD, router, dan eksternal harddisk akan dilakukan
dengan dukungan program BOS Afirmasi dan BOS Kinerja. BOS Afirmasi ditujukan
bagi satuan pendidikan dasar dan menengah yang berada di daerah 3T, sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan. Sementara BOS Kinerja ditujukan bagi
satuan pendidikan dasar dan menengah yang dinilai berkinerja baik dalam menyelenggarakan
layanan pendidikan.
Sebanyak 30.227 sekolah menjadi sasaran penerima
BOS Afirmasi, dan sebanyak 1.060.253 siswa akan menerima tablet. Sarana
tersebut juga diharapkan dapat difungsikan untuk mengakses Rumah Belajar, baik
secara daring maupun luring.
“Gurunya kita latih, tapi ini kan sangat
terbuka. Ini yang kita wajibkan mereka untuk mengakses ‘Rumah Belajar’, tetapi
kalau ada yang ingin berlangganan dengan platform-platform digital yang
berbayar silakan, asal tidak melanggar aturan saja,“ kata Mendikbud Muhadjir
Effendy saat membuka kegiatan Sosialisasi Program BOS Afirmasi dan BOS Kinerja
Tahun 2019 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Kamis malam (12/9/2019).
Untuk memastikan ketersediaan jaringan internet
di daerah 3T, Kemendikbud pun sudah bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi
dan Informatika (Kemenkominfo). Kemenkominfo dengan program Palapa Ring telah
berkomitmen untuk memprioritaskan pelayanan di bidang pendidikan. “Sudah ada
komitmen dengan Kemendikbud bahwa nanti yang akan diprioritaskan adalah
sekolah, kemudian baru puskesmas, setelah itu baru administratif desa,” tutur
Muhadjir.
Dari sisi pengawasan program, Sekretaris
Jenderal Kemendikbud Didik Suhardi dalam kesempatan yang sama menuturkan bahwa
Inspektorat Jenderal dan kepala dinas pendidikan akan dilibatkan penuh.
“Makanya ini kita undang, jadi minta kepala dinas ikut memberi pembinaan kepada
sekolah, mengawasi sekolah agar betul-betul memberikan peralatan yang sesuai
dengan yang kita harapkan, jangan sampai membeli hal yang lain yang tidak
diperlukan,” pungkas Didik.
Sumber : https://gtk.kemdikbud.go.id
Post a Comment for "Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Luncurkan Program Digitalisasi Sekolah "