Sesuai
yang disampaikan Menteri Nadiem di acara lepas sambut Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan dua pekan lalu. Bahwa 100 hari pertamanya digunakan untuk mendengar,
menerima masukan, dan belajar dari para pakar, dan semua elemen pendidikan,
maka hari Senin, 4 November 2019 diadakan pertemuan bertajuk Forum Silaturahim
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Pertemuan berlangsung di ruang sidang Graha
I, Gedung A Lantai 2 Kemendikbud, Senayan, Jakarta. Sesi pertemuan ini
mengambil topik memajukan profesi guru dan dimoderatori Dirjen GTK Kemendikbud,
Supriano.
Persatuan
Guru Republik Indonesia (PGRI) diundang bersama 22 organisasi lain dan beberapa
perwakilan komunitas pendidikan. PGRI mendapatkan kesempatan pertama
menyampaikan beberapa buah pikir sebagai bentuk urun rembuk yang sebenarnya
sejak lama selalu diberikan PGRI sebagai mitra strategis pemerintah di bidang
pendidikan. Menurut Prof.Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd., Ketua Umum PB PGRI, sebagai
mitra strategis pemerintah, PGRI telah menyiapkan masukan baik secara
konseptual maupun praktis berdasarkan keadaan di lapangan untuk diberkan kepada
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. "Siapa pun menterinya, PGRI dengan
anggota hampir mencapai 3 juta guru selalu memberikan masukan berbagai
permasalahan di lapangan dan urun rembuk solusinya", ujar Unifah Rosyidi.
Dalam
pandangannya, PGRI menyampaikan bahwa poin penting untuk memajukan pendidikan
adalah guru. Guru menjadi kata kunci suksesnya suatu upaya peningkatan kualitas
pendidikan. Menurut Prof.Supardi, Ketua PB PGRI, kunci Sumber Daya Manusia
unggul itu terletak pada kualitas guru. Untuk mendapatkan guru berkualitas,
harus ada kebijakan revolusioner untuk menetapkan status guru homogen (semua
sebagai guru tetap), sehingga mendapatkan punya kesempatan yg sama utk mengikuti
diklat, kesejahteraan/penghasilan, dan perlindungan.
Hendaknya
dibuat kebijakan bahwa profesi guru sebagai profesi yang menarik dan
menjanjikan, baik aspek kesejahteraan maupun keistimewaan lainnya, dan tidak
boleh dicemburui oleh pegawai/profesi lainnya. Tujuannya agar anak-anak bangsa
berkualitas super berminat/tertarik menjadi guru.
Selain
itu, perlu didorong perubahan regulasi, agar pembagian kewenangan pusat daerah
didasarkan fungsi layanan SNP. Layanan Standar Pendidik & TK kewenangan
pusat, untuk Standar Pembiayaan, Sarpras, dan Standar Pengelolaan, kewenangam
daerah, serta 4 SNP Lainnya (standar kurikulum dll) menjadi kewenangan satuan
pendidikan. Pemerintah pusat cukup membuat standar kurikulum inti.
BACA JUGA : Mendikbud Nadiem Mendengar
Di
masa mendatang hendaknya pemerintah memiliki kebijakan, bahwa semua urusan
pendidikan yang selama ini ada di kementerian lain, disatukan dengan
Kemendikbud, agar 20% APBN/D pendidikan menjadi efektif, dan pendidikan ada
dalam satu sistem, ujar Prof.Supardi menutup pembicaraan.
Menurut
Ketua Umum PB PGRI, secara lengkap, poin-poin gagasan yang disampaikan oleh
PGRI adalah sebagai berikut:
- 1. Tingkatkan terus kesejahteraan guru, melalui
pencairan dana sertifikasi tepat waktu dan melekat pada gaji sehingga bisa
cair tiap bulan
- 2. PPG dilaksanakan bagi calon guru atau para sarjana
pendidikan yang akan menjadi guru, bagi guru-guru yang sudah mengajar buka
kembali program PLPG dan dibiayai pemerintah.
- 3. Kualitas guru perlu ditingkatkan melalui
diklat/workshop yang memuliakan guru dengan konsep diklat/workshop living
education, Inspiratif, dan motivatif.
- 4. Mempermudah administrasi guru, kenaikan pangkat
guru, memperpendek birokrasi pendidikan, dan mendorong guru untuk lebih
mengembangkan Pembelajaran yang Demokratis, Beragam, Kolaboratif n
Kreatif, Inovatif, Efektif, dan Menyenangkan (PADEBERKINEM) melalui
berbagai aplikasi pembelajaran
- 5. Pemetaan kualifikasi guru, kepala sekolah, pengawas
sekolah, dan pemetaan kualitas sekolah berbasis kinerja.
- 6. Tunjangan kepala sekolah dan pengawas harus segera
direalisasikan.
- 7. Penilaian Kurikulum 2013 harus direvisi karena masih
bertentangan dengan hakikat kurikulum 2013 dan menyulitkan guru dalam
merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi pembelajaran serta masyarakat
kesulitan membaca hasil penilaian kurikulum 2013.
- 8. Terjadi kembali kamar-kamar pengembangan mutu yang
sifatnya sektoral (pendidikan dasar tanggungjawab kab/kota, pendidikan
menengah tanggungjwab provinsi, dikti tanggung jawab pemerintah pusat,
sehingga harus ada kebijakan yang diskresi untuk mengatasi ini melalui
percepatan secara masif, terstruktur, dan sistematis. Dari mulai tata
kelola guru, kurikulum, sarana prasarana, pengembangan karier, dan
harlindung.
- 9. Pemerintah segera mengabulkan 11 tambahan kemaslahatan
dan penghasilan bagi guru berdasar UUGD.Solusi bagi guru honorer dengan
memberikan tunjangan minimal UMR atau setara dengan golongan III a.
- 10. Pemerintah segera menerbitkan Keppres terkait PGRI
sebagai organisasi profesi.
- 11. Pemerintah bersinergi dengan PGRI sebagai
Organisasi Profesi dalam peningkatan mutu guru Pengelolaan dana BOS lebih
mementingkan subtansi dari pengelolaan yang memudahkan sekolah, bermakna
bagi peningkatan mutu dan pelayanan pendidikan, terutama di SD tidak ada
tenaga administrasi yang khusus mengelola keuangan sekolah.
Menteri
Pendidikan Nadiem Anwar Makarim, merespon positif masukan PGRI. Karena
keterbatasan waktu, maka tidak semua yang hadir dapat menyampaikan secara lisan
poin-poin gagasan kepada Mendikbud. Namun ada beberapa poin penting yang
disampaikan Mendikbud Nadiem bahwa tugasnya sebagai menteri bukan sebagai
tukang pembuat aplikasi.
Menteri
berpesan kepada semua agar memikirkan apa yang harus dibuat di ruang kelas dan
di rumah sehingga berdampak positif pada peserta didik. Jadi perlu ada
kolaborasi antara sekolah dan orangtua.
Mendikbud
menekankan pentingnya lembaga pendidikan memberikan perhatian agar anak-anak
dapat berkembang nilai-nilai kemanusiaannya seperti tanggung jawab, saling percaya,
jujur, dan mau berkolaborasi. Dalam konteks perkembangan teknologi,
sekolah-sekolah perlu menjamin, agar anak-anak mampu bertanggung jawab dalam
menggunakan teknologi.
Yang
terpenting adalah bagaimana teknologi dapat membantu anak-anak semakin mencintai
dan menyenangi belajar. Masalah semangat/minat belajar ini yang menjadi
keprihatinan guru dan orang tua. Di tengah dunia yang semakin kompleks ini,
diharapkan guru-guru menjadi pembelajar dan inovator.
Jakarta,
4 November 2019
Dituliskan oleh:
Catur Nurrochman Oktavian, M.Pd.
Catur Nurrochman Oktavian, M.Pd.
Kontributor:
·
Prof. Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd.
·
Prof.Dr. Supardi US
·
Drs. Huzaifah Dadang, M.Si.
·
Dudung Nurullah Koswara, M.Pd.
·
Dudung Abdul Kodir, M.Pd.
·
Dr. Jejen Musfah, M.A.
Post a Comment for "Masukan PGRI Untuk Menteri Nadiem"