Dalam rangka persiapan pelaksanaan
Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan tahun 2020, Direktorat
Pendidikan Profesi dan Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan, Direktorat
Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) melaksanakan video conference Koordinasi
Pelaksanaan PPG Prajabatan 2020 kepada LPTK Penyelenggara PPG untuk menyamakan
persepsi dalam penyelenggaraaan PPG Prajabatan tahun 2020, dengan cara virtual
melalui aplikasi video conference, pada Jum’at (29/5).
Adapun yang mengikuti pertemuan tersebut
adalah Santi Ambarrukmi, Ana Budi Kuswandani, Elvira dan Neneng Heryati dari
Direktorat Pendidikan Profesi dan Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK),
Syawal Gultom (Unimed), Muchlas Samani (Unesa), Poncojari W (UMM), Agus
Setiawan (UPI), Paidi (UNY), Riyadi (UNJ), dan juga Koordinator PPG Prajabatan
UNY, Unimed, UPI, UNJ, Univ. Negeri Malang, Unnes, UNP, Unesa, UNM, Undhiksa,
Univ. Jember, Unib, Unila, ULM, Unsyri, UNS, Untirta, UMM, Univ. Sarjanawiyata
Tamansiswa, Univ. Sanata Dharma, Univ. Ahmad Dahlan, Univ. Muhammadiyah
Purwokerto, Univ. PGRI Semarang, Univ. Muhammadiyah Surakarta, Univ. Veteran
Bangun Nusantara, Univ. Kristen Satya Wacana, Universitas Pakuan, serta Vina
Maysari, Yulia Gita Fany, Chassanova, Fica Asniarno, Yuanita Novikasari,
Suparningsih, Akhmad dari Direktorat Pendidikan Profesi dan Pembinaan Guru dan
Tenaga Kependidikan Kemdikbud.
Dalam paparannya, Prof. Dr. Syawal
Gultom, M.Pd. selaku Koordinator PPG dan Ketua Senat Unimed mengatakan “diawal
pelaksanaan PPG ini perlunya penekanan dalam penyamaan persepsi, seperti
standar yang sama mengenai proses penyelenggaraan PPG dan standar kelulusan
PPG. Oleh karenanya, harus ada peran serta dan sinergi pemangku kepentingan
untuk peningkatan kualitas guru dan pemerintah sebagai tindak pemberdaya
sekolah yang telah menerapkan instructional leadership dapat menjadi mentor
sekolah lainnya serta lembaga terkait, komunitas dan organisasi pendidikan yang
telah berhasil menerapkan model-model pelatihan ini nantinya.”
Lanjutnya, “PPG tahun ini fokus pada
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Di dalam penyelenggaraan PPG tersebut
disiapkan Advance material bahkan disiapkan materi yang berbasis tipe digital
content, jadi memang penting. Bahkan nanti akan banyak diperlukan model-model
alternatif penyelenggaraan PPG juga melalui ekspansi penyelenggaraan pendidikan
profesi berkelas dunia, masih perlu didiskusikan kurikulum PPG yang
berorientasi pada praktek pembelajaran yang berpusat. Pada asumsinya adalah
hanya guru yang dilatih dengan active learning dan pembelajaran inovatif dengan
dosen sebagai modelnya langsung akan melahirkan guru yang kita harapkan untuk
mempersiapkan peserta didik yang unggul dan maju.
Jadi penekanannya pada
pelaksana di kelas yakni dosen harus merupakan hasil seleksi yang ketat sesuai
standar dan harus menjadi model peserta PPG, kita tidak bisa main-main dalam
hal ini, karena menjadi aspek penting. Perakteknya harus diarahkan pada
kemampuan praktek pembelajaran berpusat. Oleh karena itu, implementasi peran
guru secara generik harus diperkuat, dengan pendalaman dan penguasaan materi
serta penekanan perancangan perangkat pembelajaran oleh guru sehingga akan
tercipta inovasi dan inspirasinya serta menumbuhkan daya nalar siswa untuk
mendalami materi pembelajaran. Guru yang profesional harus menjadi pusat
inovasi bagi siswanya.”
Prof. Syawal menambahkan,
“Perancangan perancangan pembelajaran PPG PGSD perlu memperhatikan instrument
pembelajarannya, RPP berfokus pada karakteristik pembelajaran berbasis HOTS
(High Order Thinking Skills), dan memahami karakteristik sosiokultural pada
siswa. Seorang guru SD yang baik adalah yang mampu mengintegrasikan dan
menginterpretasikan sumber belajar (Matematika, PPKN, Bahasa Indonesia, IPA dan
IPS) secara komprehensif dan secara terpadu itulah idealnya guru SD. Hanya Guru
agama dan guru olahraga yang tersendiri di SD, tapi guru kelasnya harus
betul-betul tangguh untuk mengintegrasikannya dengan menguasai satu teknik yang
berkaitan dengan materi itu melalui pendekatan HOTS. Sesederhana apapun konten
itu bisa diterjemahkan ke dalam High order thinking, apapun bisa dibuat menjadi
proses high order, bisa diterjemahkan menjadi penilaian atau evaluasi high
order, bahkan bisa diterjemahkan secara konfrehensif dan menarik”
“Pandemi Covid-19 sungguh sangat berjasa
memutasikan pembelajaran menjadi online learning, yang memiliki banyak sumber
belajar. Diharapkan nantinya ketika Indonesia memasuki New Normal, online
learning tidak ditinggalkan, malah dijadikan sebagai kebutuhan, kebiasaan dan
bagian dari pembelajaran yang menarik dan inovatif. Di dalam penyelenggaraan
PPG PGSD, kita tidak bisa mengandalkan 100% online learning, karena
pembelajaran di SD itu ada dua pendalaman yakni tentang materi pedagogik dan
pendalaman tentang teori belajar, itu semuanya harus berjalan. Harus ada
kehadiran guru disitu, karena pembelajaran di SD dominannya adalah sikap, yang
hanya bisa dicontohkan dan dibiasakan oleh gurunya,” tegasnya.
Prof. Syawal pun menegaskan “inovasi
rekrutmen dan kompetensi dosen, guru pamong dan fasilitator yang layak harus
ketat. Calon dosen/instruktur PPG berasal dari dosen yang kompeten, praktisi
pendidikan, yang ahli dibidangnya, yang nantinya akan ditetapkan melalui
asessment standart kompetensi dan bidang keahliannya. Begitu juga calon guru
pamong sebaiknya dari guru yang berprestasi yang dapat dibuktikan dengan
sertifikat atau portofolionya, sehingga layak dalam membimbing mahasiswa pada
kegiatan pengembangan perangkat pembelajaran dan PPL.
Keberhasilan
penyelenggaraan Pendidikan Profesi Guru (PPG) sangat ditentukan oleh kualitas
dosen/instruktur dan guru pamong. Seorang dosen/instruktur diharapkan menguasai
advance material sesuai bidangnya serta mampu mengintegrasikan HOTS dalam
aktivitas pembelajaran, mampu melatih mahasiswa mengembangkan perangkat
pembelajaran berbasis platform RI 4.0, membimbing mahasiswa melaksanakan PPL,
membimbing mahasiswa untuk melakukan penilaian dan evaluasi pembelajaran
berbasis HOTS, dan membimbing mahasiswa melakukan Continuing Professional
Development. Selanjutnya guru pamong diharapkan mampu melakukan observasi
pembelajaran dengan baik, membimbing mahasiswa melaksanakan PPL, membimbing
mahasiswa PPG untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan (leadership skill),
dan memiliki kemampuan untuk memimpin dan membimbing refleksi bersama mahasiswa
PPG. Nantinya sekolah mitra ditentukan oleh perguruan tinggi penyelenggara PPG
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.”
Diakhir paparannya, Prof. Syawal
mengatakan “Kita harus menyamakan persepsi secara baik, flatform pembelajaran,
penyelenggaraan PPG dengan pendalaman materi, pembelajaran berbasis HOTS dan
pelaksanaan PPL nantinya, mulai dari penyusunan instrument perangkat
pembelajaran dengan observasi di sekolah dengan mengumpulkan data karakteristik
sosio kultural dan keberagaman siswa, mengidentifikasi aspek kompetensi
kurikulum yang akan digunakan langsung dalam RPP, setelah itu peserta PPG
melakukan Uji kompetensi praktek pembelajaran dan non pembelajaran, meneliti
inovasi PTK dan Refleksi pembelajaran dan model pembelajaran.” (Humas
Unimed/eo)
Sumber: https://www.unimed.ac.id
Post a Comment for "Prof. Syawal Gultom Paparkan Mekanisme PPG Model Baru 2020 di Rakornas via Video Conference"