Program Guru Belajar adalah salah satu cara untuk
mengaktualisasikan berbagai kompetensi yang dimiliki, mengevaluasi diri serta
mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan. Pembelajaran pada Program
Guru Belajar merupakan upaya mendorong perbaikan dalam meningkatkan mutu
pembelajaran.
Program Guru Belajar yang telah diluncurkan yakni
Seri Pandemi Covid-19, Seri Pendidikan Keterampilan Hidup (PKH), lalu pada
Selasa (22/12/2020) digulirkan Seri Asesmen Kompetensi Minimum (AKM).
Program Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi
Minimum merupakan program pembelajaran yang dirancang untuk membantu para
Guru/Kepala Sekolah SD, SMP, SMA/SMK dan PKBM sederajat dalam memahami tujuan,
konsep dan bentuk pelaksanaan Asesmen Nasional, serta dapat menganalisis contoh
asesmen literasi membaca dan numerasi pada Asesmen Kompetensi Minimum.
Pendaftaran Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi
Minimum dibuka pada 21 Desember 2020, dengan rentang pembelajaran pada 1
Januari s.d. 24 Februari 2021. “Ada 11 angkatan, per angkatan 5 hari
pembelajaran,” kata Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah
dan Pendidikan Khusus (Direktur GTK Dikmensus) H.Yaswardi saat memberikan
laporan kegiatan, Selasa (22/12/2020).
Peluncuran Guru Belajar
Seri Asesmen Kompetensi Minimum yang bertepatan dengan Hari Ibu Nasional
disambut oleh Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK)
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Iwan Syahril dengan
membawakan Pantun. UNESCO belum lama ini menetapkan Pantun sebagai Warisan
Budaya Dunia Takbenda.
Berikut
pantun yang dibawakan Mas Dirjen:
- Naik kapal lewat dermaga
- Kapal berangkat mengarungi lautan
- Ketulusan ibu tak ada duanya
- Hatinya bersih penuh kesucian
- Memancing ikan di tengah danau
- Di danau dapat ikan kerapu
- Tak terhitung jasa-jasamu ibu
- Mulia sekali dirimu ibu
Dirjen GTK Kemendikbud, Iwan Syahril mengungkap
Asesmen Nasional (AN) merupakan upaya untuk menghadirkan pembelajaran yang
relevan dengan zaman. Asesmen Nasional terdiri dariAsesmen
Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter (SK), dan Survei Lingkungan Belajar.
“Asesmen Nasional merupakan upaya untuk
menyesuaikan dengan pembelajaran abad 21 dan kondisi dunia kerja abad 21 yang
tidak lagi hanya berfokus pada bidang-bidang, konten, tetapi lebih pada apa
yang fleksibel, lintas mapel, atau lintas bidang ilmu,” kata Iwan Syahril.
Sebelumnya di Ujian Nasional (UN), bidang ilmu
terkotak-kotak, misalnya Bahasa Indonesia, Matematika, dan sebagainya. “Di
Asesmen Nasional, salah satunya Asesmen Kompetensi Minimum kita menyasar pada
kompetensi-kompetensi utama yang lintas mapel, yang nanti juga di dunia kerja
juga ada di semua konteks dunia kerja. Yaitu kompetensi inti, literasi,
numerasi, dan karakter,” ucap Iwan.
“Literasi, numerasi, dan karakter
itu ada di semua mata pelajaran, dibutuhkan di semua mata pelajaran dan juga
pada bidang kerja yang katanya nanti, anak-anak kita, bahkan di masa saat ini
saja sudah mulai bergerak pada ruang-ruang yang mereka harus berkolaborasi
lintas bidang, bahkan bidang pekerjaannya pun bisa berpindah-pindah karena
cepatnya akselerasi kemajuan teknologi,” sambung Dirjen GTK Kemendikbud, Iwan
Syahril.
Revolusi Industri 4.0, Society 5.0,
mengharuskan untuk senantiasa belajar dan relevan.
“Kita harus mencari ruang-ruang untuk belajar,
meningkatkan relevansi, supaya dalam konteks dunia kerja bisa bersaing dengan
baik. Dan inilah yang ingin kita lakukan dalam persiapan SDM Unggul untuk Indonesia
Maju,” tutur Dirjen GTK Kemendikbud, Iwan Syahril.
Informasi lebih lanjut terkait Guru Belajar
Seri Asesmen Kompetensi Minimum dapat disimak di
gurubelajar.kemdikbud.go.id/seri-asesmen-kompetensi-minimum.
Post a Comment for "Peluncuran Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum"