Pihak yang mencoba bijak pasti
akan mengatakan bahwa saatnya orang tua siswa menyadari bahwa mendidik itu
tidak mudah.
Sebuah hal yang tidak akan laku
dimata orang tua siswa yang menyekolahkan anaknya di sekolah swasta di kota
besar yang bayarannya pastinya lumayan.
Hal yang sama juga tidak akan
berlaku bagi orang tua yang mungkin punya banyak halangan dalam mendampingi
anaknya, mulai dari dirinya yang mesti bekerja sampai tingkat pendidikan yang
kurang menunjang.
Ada beberapa kesalahan yang
dilakukan pendidik ketika menyelenggarakan kelas online atau kelas pembelajaran
jarak jauh di tengah wabah Covid 19 ini
1. Guru berniat sekali
menggantikan kelas tatap muka nya dengan kelas online. Ini akan menimbulkan
masalah baru karena pastinya waktunya akan panjang dan materinya berat.
Solusinya: memberikan penugasan mingguan yang disitu sudah ada deadline atau batas waktu yang terjangkau dan terukur.
Hal ini akan menghindari
kerumitan bagi orang tua siswa.
2. Guru belum melakukan pembagian antara mana
siswa yang lebih cocok diberikan tugas online dan offline.
Jika ini terjadi maka guru
kerap hanya berfokus pada penugasan yang online saja. Saat yang sama ia akan
bingung mengapa ada siswa yang respon nya lambat.
Solusinya: Saatnya berikan pilihan pada ortu siswa apakah ingin tugas yang online atau yang offline.
Jika online berarti orang tua
sudah mengetahui mesti tugas menggunakan platform apa dan kapan mesti dikumpul.
sementara untuk tugas offline mesti ada perjanjian pengumpulan tugas yang
disetujui guru dan orang tua siswa.
3. Guru hanya sibuk memberikan tugas kepada
siswanya, namun tidak menemani orang tua siswanya dalam situasi krisis ini.
Semua orang tua siswa menyadari
bahwa tinggalnya anak mereka di rumah adalah keputusan diluar kemauan sekolah.
Untuk itu solusi terbaik adalah luangkan waktu untuk satu hari diadakan diskusi antara guru dan orang tua siswa.
Caranya bisa macam macam bisa
lewat grup chat atau menyebarkan survey mengenai keinginan dari orang tua
siswa.
4. Guru memberikan penugasan yang bertipe High
order thinking skills atau HOTS.
Ada juga guru yang menyuruh
siswanya melakukan sesuatu yang memerlukan persiapan . Sebagai contoh ada orang
tua siswa yang mengeluh anaknya diminta berpakaian adat kemudian di foto dan
fotonya dikirim ke gurunya.
Solusinya: berikan tugas yang memerlukan pendampingan minim dari orang tua siswa.
Saat memberikan tugas, guru
juga bisa menyelipkan panduan singkat bagi orang tua. Guru juga bisa memberikan
estimasi waktu pengerjaan, sehingga orang tua yang sibuk bisa memperkirakan
kapan ia mesti membantu, menyesuaikan estimasi waktu yang diberikan oleh guru
anaknya
5. Guru cenderung ingin menghabiskan target
kurikulum.
Hal ini bukanlah sebuah hal
yang salah. Namun yang harus diingat bahwa kecenderungan tadi membuat seorang
guru menjadi tidak fleksibel.
Solusinya: Guru mesti menerima situasi bahwa saat ini adalah saat krisis yang terjadi diluar kehendak dirinya sebagai seorang guru.
Untuk itu ketika seorang guru
sudah menerima situasi ini maka ia akan lebih terbuka pada masukan sambil terus
menerus mencari dan belajar dengan cara terbaik dalam mencari bentuk kelas
online yang sesuai, atau jika beberapa minggu kemarin kelas online justru
banyak menimbulkan masalah saatnya dicarikan skenario lain yang penting siswa
tetap fokus dan siap belajar pada saat wabah telah selesai.
Banyak sekali prediksi yang
beredar mengenai kapan situasi pandemi ini akan berakhir. Di banyak kota di
Indonesia, waktu belajar di rumah terus diperpanjang oleh pemerintah setempat.
Ini berarti sebagai seorang
praktisi, guru perlu punya banyak ide agar kemitraan sekolah (guru) dan rumah
tetap selaras.
Dibalik ide yang cemerlang mesti ada empati
dan rasa ingin memberikan yang terbaik, dengan demikian orang tua siswa merasa
dirinya disupport, siswa mendapatkan manfaat dan guru pun optimis saat pandemi
selesai anak anak didiknya siap belajar kembali dengan penuh semangat.
Penulis: agusampurno
sumber: https://gurukreatif.wordpress.com
Post a Comment for "5 Rahasia Menghindari Kesalahan Dalam Memberikan Penugasan di Kelas Pembelajaran Jarak Jauh"