Ketum
Ikatan Guru Indonesia (IGI) Muhammad Ramli Rahim mengungkapkan, guru dan siswa
mengalami kerugian saat masa pandemi Covid-19. Pasalnya, kegiatan belajar
mengajar (KBM) daring tidak berjalan optimal sehingga bisa dipastikan banyak
siswa tidak bisa menguasai seluruh mata pelajaran yang diajarkan.
"Kalau
tidak ingin guru dan siswa rugi besar mending tahun ajaran baru diundur ke
Januari saja biar jelas persiapannya," kata Ramli kepada JPNN.com, Sabtu
(23/5).
Dia
pun mendesak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) harus mengakui
bahwa Indonesia belum siap menghadapi pembelajaran dalam kondisi pandemi
Covid-19. Ramli mengklaim IGI sudah bekerja keras membantu guru lain berkembang
tetapi pemerintah kurang mendukung.
"Faktanya,
pedoman pembelajaran jarak jauh belum mengutamakan belajar dalam format gurunya
mengajar siswanya dan siswa diajar gurunya," ucapnya.
Dari
penilaian Ramli, Kemendikbud masih mengarahkan ke berbagai portal dan media
lain yang jelas memutus komunikasi antara siswa dan guru.
"Kalau sekolah tidak dibuka,
untuk apa tahun ajaran baru dijalankan Mengandalkan ketidakmampuan mengelola
kelas jauh Mengandalkan TVRI dan RRI yang kontennya jauh dari kurikulum?
Mengandalkan layanan pendidikan berbayar
yang tidak jelas arahnya jika tak menghadapi ujian?," seru Ramli.
Dia
melanjutkan, jika sekolah belum dibuka, jauh lebih baik tahun ajaran baru
digeser lalu selama 1 semester digunakan untuk peningkatan kompetensi guru yang
keteteran itu. IGI, kata Ramli siap menjalankan upaya peningkatan kompetensi
guru di Indonesia dalam 6 bulan ke depan.
"Kemendikbud
cukup menerbitkan 1 lembar surat yang memberikan kepercayaan kepada IGI
meningkatkan kompetensi guru tanpa diberi anggaran," tegasnya.
Ramli kembali
mengingatkan,, tanpa diundur tahun ajaran barunya, para siswa jelas lebih rugi
jika sekolah tetap ditutup. Belajar daring ini bisa optimal dengan syarat
gurunya punya skill yang cukup, kuota data tersedia, dan device/alatnya
tersedia.
"Nah, nomor 1
itu bisa dikerjakan IGI tetapi butuh selembar surat itu dari Kemendikbud. Kalau
tahun ajaran baru tetap Juli, sekolah ditutup yang terjadi justru siswa dan
orangtuanya stres karena insan pendidikan di Indonesia masih tergagap-gagap
dengan belajar daring," tutupnya.
Sumber : jpnn.com
Post a Comment for "Ketum IGI: Guru dan Siswa Rugi Besar Kalau Tahun Ajaran Baru Tidak Diundur"