Kemenag,
Kemendikbud, dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) memberikan 9
rekomendasi dalam rapat koordinasi nasional (Rakornas) soal Pembelajaran Jarak
Jauh (PJJ) dan ujian akhir sekolah tahun ajar 2019/2020 di tengah pandemi
Covid-19.
Kegiatan ini diikuti
perwakilan Ditjen Pendidikan Islam dan Kanwil Kemenag Provinsi bersama Dinas
Pendidikan Provinsi dan Kab/Kota. Ikut bergabung juga Menteri Agama Fachrul
Razi.
Rakornas menghasilkan 9
rekomendasi, salah satunya penyusunan kurikulum khusus untuk situasi pandemi
Covid-19.
Berikut sembilan
rekomendasi yang dihasilkan:
- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia dan Kementerian Agama Republik Indonesia menyusun dan menetapkan
kurikulum dalam situasi darurat.
- Dinas Pendidikan dan Kantor Wilayah Kementerian Agama
memastikan bahwa penilaian hasil belajar untuk kenaikan kelas tahun ajaran
2019-2020 memperhatikan keragaman siswa dengan berbagai kondisinya.
- Pemerintah daerah memberikan bantuan kepada guru-guru
honorer yang terdampak Covid-19 di sekolah dan madrasah, baik negeri
maupun swasta, berdasarkan pemetaan yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan
dan Kantor Wilayah Kementerian Agama, termasuk memastikan honorarium dan
dukungan kuota internet dalam proses Pembelajaran Jarak Jauh.
- Dinas Pendidikan dan Kantor Wilayah Kementerian Agama
memastikan bahwa selama pemberlakuan Pembelajaran Jarak Jauh saat ini,
honorarium di sekolah dan madrasah bagi para guru honorer diprioritaskan
untuk dibayarkan secara penuh melalui dana BOS.
- Menyederhanakan proses administrasi perubahan
penggunaan dana BOS yang harus mendapatkan persetujuan Dinas Pendidikan,
sebagaimana arahan Menteri Pendidikan dan kebudayaan RI.
- Pemerintah daerah perlu melakukan terobosan sesuai
kebutuhan dan masalah faktual di daerahnya agar pembelajaran jarak jauh di
sekolah dan madrasah tetap berjalan dengan lancar dan ramah anak.
- Dinas Pendidikan dan Kantor Wilayah Kementerian Agama
hendaknya melakukan penguatan literasi digital kepada guru, orangtua, dan
siswa agar terhindar dari dampak negatif penggunaan internet.
- Setiap satuan pendidikan penting membangun komunikasi
intensif antara orang tua dan guru agar PJJ berjalan efektif dan nyaman
untuk semua anak serta memperhatikan kepentingan terbaik bagi anak.
- Dinas Pendidikan dan Kantor Wilayah Kementerian Agama
memberikan perhatian khusus pada proses pembelajaran Jarak Jauh bagi anak
disabilitas dan berkebutuhan khusus sesuai dengan keragaman dan kondisi
anak.
Dukung Penyederhaan
Kurikulum
Menag Fachrul Razi
mendukung rekomendasi Rakernas untuk segera menyiapkan kurikulum darurat
dalam situasi pandemi Covid-19. Meski tidak mudah, Menag mengaku sependapat
bahwa PJJ tidak semata memindahkan kurikulum dari belajar sekolah ke
rumah. Karenanya, diperlukan penyederhanaan dan mengupayakan agar semua pihak
bisa mengakses kurikulum tersebut.
“Kita coba secara
sederhana tetapi kami sependapat memang perlu ada keseragaman yang pas
bagaimana yang dirumuskan oleh teman-teman (KPAI dan Kemag, Red) pada hasil
rapat tadi yaitu apa yang perlu dilakukan dan dirumuskan. Saya kira salah
satunya menyangkut tentang menetapkan kurikulum dalam situasi darurat ini,”
kata Menag.
Menurutnya, kurikulum
harus memiliki keselarasan sehingga dapat dijalankan di semua wilayah.
Kurikulum juga harus mempertimbangkan keselamatan siswa dan guru di tengah
pandemi Covid-19.
Selain itu, lanjut
Menag, konten belajar dapat menambah pengalaman belajar siswa. Misalnya, dalam
meningkatkan budaya literasi, numerasi, serta aktivitas positif bersama
keluarga. "Pembelajaran dari rumah bagi siswa kami tekankan pada aspek
pendidikan tentang kecakapan hidup terutama dalam masa pandemi Covid-19 untuk
menjaga jarak fisik dan lainnya," ujarnya.
"Kemudian penguatan
nilai karakter dan akhlak bersama keluarga ini merupakan kesempatan yang paling
strategis bagi para siswa untuk berada di rumah bersama orangtuanya,”
sambungnya.
Menag juga menuturkan,
sinergi dan hubungan baik antara Kemenag dengan Kemdikbud. Berkat sinergi
tersebut, siswa dapat mengakses Rumah Belajar milik Kemdikbud dan aktif
menyimak siaran pendidikan “Belajar Dari Rumah" di TVRI. Kemenag tidak
hanya fokus pada madrasah, tetapi juga sekolah keagamaan dari agama lain
seperti Katolik, Protestan, Hindu, dan Buddha.
Kesediaan Kemenag untuk
melakukan penyederhanaan kurikulum inj diapresiasi Komisioner KPAI bidang
pendidikan, Retno Lestyarti. Menurutnya, keterbukaan itu penting agar kurikulum
bisa segera disederhanakan dan materinya lebih ringan, memilih materi yang
dianggap lebih esensial.
“Kami apresiasi Kemenag
yang terbuka dan siap menjalankan perubahan kurikulum dalam situasi darurat
ini. Tadi Kemenag sudah mengatakan mendukung. Secara teknis ada juga direktur
dan kepala bidang kurikulum dari Kemenag yang ikut. Mereka juga mengusulkan
bahwa kurikulum darurat sebaiknya ada dalam situasi darurat,” tandasnya.
Sumber
: https://m.bisnis.com
Post a Comment for "Ini 9 Rekomendasi dari Kemenag, Kemendikbud dan KPAI Terkait Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dan Ujian Sekolah Di tengah Pandemi Covid-19"