Anda
pernah di telepon dari nomor yang tidak dikenal? Biasanya, orang itu akan
mengatasnamakan operator selular dan kalau didengarkan lagi, cara bicara nya
sangat mirip dengan orang yang menawarkan kartu kredit atau KTA (Kredit Tanpa
Anggunan). Sangat berbeda dengan cara menyapa para costumer care nya operator.
Lalu, orang itu akan mengatakan baru saja mengirimkan SMS dan meminta
Anda menyebutkan password atau PIN yang ada didalam pesan itu. Ingat! Jangan
sampai Anda menyebutkan password atau PIN itu. Itu Sudan termasuk
taktik Social Engineering.
Pasalnya,
lembaga apapun itu, baik lembaga keuangan maupun operator tidak akan pernah
meminta nomor PIN atau password pada pelanggannya. Jadi, sudah dapat
dipastikan, itu adalah telepon dari hacker atau penipu.
Hal
itulah yang disebut dengan taktik Social Engineering. Sebuah teknik untuk
mendapatkan informasi atau akses dengan cara memanipulasi korban secara halus,
tanpa korban sadari.
Manipulasi
psikologis ini dilakukan di berbagai media dengan tujuan mempengaruhi pikiran
korban, misalnya lewat suara, gambar erotis, atau tulisan yang persuasif dan
meyakinkan.
Sebenarnya,
teknik ini tidak hanya dilakukan oleh penjahat atau kriminal tapi polisi dan
penegak hukum pun menggunakannya untuk memata-matai target operasi dan
mendapatkan informasi tentang targetnya. Sebagai salah satu tekni intergogasi.
Supaya
kita tidak termakan tipuan di era digital ini, perlu juga mengetahui beberapa
teknik social engineering yang sering dilakukan oleh para penipu atau hacker.
Berikut adalah lima teknik social enggineering yang paling popular:
1.Phishing
Teknik
phishing ini merupakan taktik penipuan yang paling sering digunakan sekarang
ini. Beberapa penipuan Phishing digunakan untuk mendapatkan informasi personal
seseorang seperti nama, alamat dan nomor keamanan sosial.
Kalau
di Indonesia, nomor KTP, Kartu Keluarga kini pun jadi rawan karena sudah
terintegrasinya data-data tersebut. Jadi, kalau bisa dan tidak terlalu penting,
jangan memberikan nomor-nomor tersebut.
Selain
itu, bisa juga dengan cara mengatasnamakan situs resmi seperti PayPal, Facebook
atau situs lain yang mengharuskan seseorang untuk memasukkan email dan
password, padahal sebenarnya situs tersebut adalah buatan si hacker.
Dengan
cara ini hacker mendapatkan semua data yang diperlukan untuk mengambil alih
akun seseorang.
2.Pretexting
Taktik
pretexting ini adalah teknik yang digunakan hacker dengan cara berbicara
layaknya para ahli. Hacker yang kita ketahui sangat mahir dalam hal teknis,
tapi ketika hacker menggunakan social engineering, maka hacker bisa berbicara
sangat lancar seperti seorang ahli.
Gaya
bicaranya seperti tele marketing yang sering melakukan penjualan via telepon.
Tapi, yang ini memiliki niat tidak baik. Jadi, Anda harus lebih hati-hati lagi
ketika bicara. Atau bisa juga menggunakan gaya lain yang disesuaikan dengan
keinginan si hacker melakukan penipuan dan sangat menyakinkan sekali cara
bicara nya.
3.Baiting
Baiting
adalah teknik yang hampir sama seperti Phishing, yaitu memberikan pancingan
berupa hadiah barang atau hal-hal yang menarik korban untuk membuka situs yang
dibuat hacker.
Baiting
kebanyakan menawarkan korbannya musik gratis atau unduhan film, termasuk film
porno, dengan kecepatan yang lebih cepat. Setelah mengklik situs tersebut,
korban harus memasukkan email dan password mereka.
4.Quid
Pro Quo
Secara
harfiah, Quid Pro Quo berarti ‘sesuatu untuk sesuatu’. Konsep ini menjanjikan
korban keuntungan yang sama yang akan mereka dapatkan dari informasi yang
mereka berikan.
Taktik
ini paling umum dilakukan oleh hacker yang berpura-pura menjadi orang layanan
IT dan menelpon sebanyak-banyaknya orang dari perusahaan yang dapat mereka
temukan.
Hacker
ini akan menawarkan bantuan kepada korbannya dengan menjanjikan perbaikan
sistem IT yang lebih cepat dengan catatan perusahaan harus menonaktifkan
program AV mereka untuk melakukan perbaikan tersebut.
Lebih
parahnya, hacker dengan taktik ini bisa jadi memiliki kemampuan yang lebih baik
daripada orang layanan IT sungguhan.
5.Tailgating
Beberapa
orang mengenal istilah Tailgating ini dengan Piggyback. Taktik ini dilakukan
dengan cara menguntit seseorang yang memiliki otentikasi, seperti karyawan
perusahaan untuk masuk ke area yang tidak bisa diakses orang asing.
Biasanya,
pelaku tailgating, akan meniru kurir pengirim barang dan menunggu di luar
gedung. Ketika seorang karyawan yang memiliki akses untuk masuk ke dalam area
tersebut membuka pintu masuk, pelaku akan mengikutinya dengan menahan pintu itu
lalu masuk ke dalam gedung.
Cara
Pencegahan
Taktik
social engineering ini bisa dengan mudah dilakukan oleh hacker, dan tidak sulit
juga bagi kita yang mungkin jadi korban mencegah penipuan tersebut.
Berikut
adalah beberapa cara agar kita bisa mencegah serangan social engineering.
1.Jangan
membuka email berisi tautan dari sumber yang tidak terpercaya.
2.Jangan
menerima tawaran dari orang yang tidak di kenal, apapun keuntungan yang akan
diterima.
3.Kunci
laptop, kapanpun ketika akan meninggalkan laptop walaupun hanya sebentar.
4.Gunakan
software anti-virus (AV). Meskipun AV tidak bisa mengamankanmu dari segala
serangan, tapi setidaknya AV bisa menambal beberapa celah.
5.Selalu
update software dengan versi terbaru.
6.Jangan
Share Password atau PIN pada siapa pun.
7.Buat
password atau PIN yang tidak mudah ditebak orang.
8.Kurangi
penggunaan Public WiFi.
Sumber
: https://telko.id/
Post a Comment for "Waspada! Ini 5 Taktik ‘Social Engineering’ Yang Sering Digunakan Para Hacker atau Penipu"