Presiden Joko Widodo menyampaian pidato pada Sidang Tahunan MPR RI di
Kompleks Parlemen, Gedung DPR/MPR, Jakarta, Senin (16/8). Mengenakan pakaian
adat dari suku Baduy, Presiden Joko Widodo menyampaikan soal krisis dan pandemi
yang diibaratkan seperti api.
Menurutnya, pandemi sebisa mungkin dihindari. Namun, jika terjadi banyak pelajaran yang bisa diambil. Selain itu, Kepala Negara juga menyebut pandemi juga seperti kawah candradimuka yang menguji, mengajarkan, serta mengasah. Pandemi juga disebut memberikan beban yang berat dan penuh risiko serta juga memaksa bangsa ini menghadapi dan mengelolanya.
“Krisis,
resesi, dan pandemi itu seperti api. Kalau kita bisa hindari, kalau bisa kita
hindari. Tetapi jika hal itu tetap terjadi, banyak hal yang bisa kita pelajari.
Api memang membakar, tetapi juga sekaligus menerangi,” kata Presiden.
“Kalau
terkendali, dia menginspirasi dan memotivasi. Dia menyakitkan, tetapi sekaligus
juga menguatkan. Kita ingin pandemi ini menerangi kita untuk mawas diri,
memperbaiki diri, dan menguatkan diri kita dalam menghadapi tantangan masa
depan,” sambungnya.
Berikut
naskah lengkap pidato Presiden Joko Widodo dalam Sidang Tahunan MPR 2021:
Assalaamu
’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh,
Selamat
Pagi,
Salam
Sejahtera bagi kita semua,
Om
Swastyastu,
Namo
Buddhaya,
Salam
Kebajikan.
Yang
saya hormati,
Ketua,
para Wakil Ketua, dan para Anggota MPR Republik Indonesia;
Yang
saya hormati, Ketua, para Wakil Ketua, dan para Anggota DPR Republik
Indonesia;
Yang
saya hormati, Ketua, para Wakil Ketua, dan para Anggota DPD Republik
Indonesia;
Yang
saya hormati, Ketua, para Wakil Ketua, dan para Anggota Lembaga-Lembaga
Negara;
Yang
saya hormati, Ibu Hajah Megawati Soekarnoputri, Presiden Republik Indonesia
Kelima;
Yang
saya hormati, Bapak Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden Republik Indonesia
Keenam;
Yang
saya hormati Bapak Try Sutrisno dan Bapak Hamzah Haz;
Yang
saya hormati Bapak Muhammad Jusuf Kalla beserta Ibu Mufidah Jusuf Kalla;
Yang
saya hormati Bapak Boediono beserta Ibu Herawati Boediono;
Yang
saya hormati Ibu Hajah Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid;
Yang
saya hormati, Yang Mulia para Duta Besar Negara-Negara Sahabat dan para
Pimpinan Perwakilan Badan dan Organisasi Internasional;
Yang
saya hormati para Menteri Kabinet Indonesia Maju serta Panglima TNI dan
Kapolri;
Yang
saya hormati, para Ketua Umum Partai Politik, Yang saya hormati hadirin,
Saudara-Saudara se-Bangsa dan se-Tanah Air,
Krisis,
resesi, dan pandemi itu seperti api. Kalau bisa, kita hindari, tetapi jika hal
itu tetap terjadi, banyak hal yang bisa kita pelajari. Api memang membakar,
tetapi juga sekaligus menerangi. Kalau terkendali, dia menginspirasi dan
memotivasi. Dia menyakitkan, tetapi sekaligus juga menguatkan. Kita ingin
pandemi ini menerangi kita untuk mawas diri, memperbaiki diri, dan menguatkan
diri, dalam menghadapi tantangan masa depan.
Pandemi
itu seperti kawah candradimuka yang menguji, yang mengajarkan, dan sekaligus
mengasah. Pandemi memberikan beban yang berat kepada kita, beban yang penuh
dengan risiko, dan memaksa kita untuk menghadapi dan mengelolanya. Semua pilar
kehidupan kita diuji, semua pilar kekuatan kita diasah. Ketabahan, kesabaran,
ketahanan, kebersamaan, kepandaian, dan kecepatan kita, semuanya diuji dan
sekaligus diasah.
Ujian
dan asahan menjadi dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan. Bukan hanya beban
yang diberikan kepada kita, tetapi kesempatan untuk memperbaiki diri juga
diajarkan kepada kita. Tatkala ujian itu terasa semakin berat, asahannya juga
semakin meningkat. Itulah proses menjadi bangsa yang tahan banting, yang kokoh,
dan yang mampu memenangkan gelanggang pertandingan.
Bapak,
Ibu, dan Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah Air,
Perjalanan
sejarah bangsa Indonesia telah melalui etape-etape ujian yang berat. Alhamdulillah
kita berhasil melampauinya. Kemerdekaan Republik Indonesia bukan diperoleh dari
pemberian ataupun hadiah, tetapi kita rebut melalui perjuangan di semua medan.
Perang rakyat, perang gerilya, dan diplomasi di semua lini dikerahkan, dan
buahnya membuat Indonesia sebagai bangsa yang merdeka.
Pandemi
Covid-19 telah memacu kita untuk berubah, mengembangkan cara-cara baru,
meninggalkan kebiasaan lama yang tidak relevan, dan menerobos ketidakmungkinan.
Kita dipaksa untuk membangun normalitas baru dan melakukan hal-hal yang
dianggap tabu selama ini. Memakai masker, menjaga jarak, tidak bersalaman, dan
tidak membuat keramaian, adalah kebiasaan baru yang dulu dianggap tabu. Bekerja
dari rumah, belanja daring, pendidikan jarak jauh, serta rapat dan sidang
secara daring, telah menjadi kebiasaan baru yang dulu kita lakukan dengan
ragu-ragu.
Di
tengah dunia yang penuh disrupsi sekarang ini, karakter berani untuk berubah,
berani untuk mengubah, dan berani untuk mengkreasi hal-hal baru, merupakan
fondasi untuk membangun Indonesia Maju. Kita telah berusaha bermigrasi ke
cara-cara baru di era Revolusi Industri 4.0 ini, agar bisa bekerja lebih
efektif, lebih efisien, dan lebih produktif. Adanya Pandemi Covid-19 sekarang
ini, akselerasi inovasi semakin menyatu dalam keseharian kehidupan kita.
Bapak,
Ibu, dan Saudara-saudara yang saya hormati,
Selama
satu setengah tahun diterpa pandemi, telah terjadi penguatan yang signifikan
dalam perilaku dan infrastruktur kesehatan kita, dan sekaligus penguatan
kelembagaan nasional kita. Kesadaran, partisipasi, dan kegotongroyongan
masyarakat menguat luar biasa. Kelembagaan pemerintahan lintas sektor dan
lintas lembaga negara, serta antara pusat dan daerah sampai dengan desa, juga
mengalami konsolidasi. Hal ini membuat kapasitas sektor kesehatan meningkat
pesat dan semakin mampu menghadapi ketidakpastian yang tinggi dalam
pandemi.
Dari
sisi masyarakat, kesadaran terhadap kesehatan semakin tinggi. Kebiasaan mencuci
tangan, memakai masker, dan menjaga jarak, telah menjadi kesadaran baru. Gaya
hidup sehat, menjaga kebersihan lingkungan, berolah raga, dan mengonsumsi
makanan yang bernutrisi, terasa semakin membudaya. Hal ini merupakan modal
besar untuk menuju masyarakat yang lebih sehat dan dalam pengembangan SDM yang
berkualitas.
Kesadaran
dan antusiasme masyarakat untuk divaksin, memperoleh layanan kesehatan,
memperoleh pengobatan, serta saling peduli juga semakin tinggi. Pandemi telah
mengajarkan bahwa kesehatan adalah agenda bersama. Pandemi telah menguatkan
institusi sosial di masyarakat, dan semakin memperkuat modal sosial kita. Jika
ingin sehat, warga yang lain juga harus sehat. Jika ada seseorang yang tertular
Covid-19, maka hal ini akan membawa risiko bagi yang lainnya. Penyakit adalah
masalah bersama, dan menjadi sehat adalah agenda bersama.
Kapasitas
kelembagaan negara dalam merespons pandemi juga semakin terkonsolidasi dan
bekerja semakin responsif. Kita tahu bahwa pandemi harus ditangani secara cepat
dan terkonsolidasi, dengan merujuk kepada data, ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Kita
juga paham bahwa praktik demokrasi, akuntabilitas, dan tata kelola yang baik
harus dijunjung tinggi. Kerja sama antarlembaga, serta kepemimpinan yang
responsif dan konsolidatif, menjadi kunci dalam menangani pandemi.
Sejak
awal pandemi, lembaga legislatif dan lembaga pemeriksa memberikan dukungan
kepada pemerintah untuk cepat mengonsolidasikan kekuatan fiskal. TNI, Polri,
dan birokrasi dari tingkat nasional sampai tingkat desa, terus bahu membahu
dalam melakukan pendisiplinan protokol kesehatan, 3T, termasuk vaksinasi dan
penyiapan fasilitas isolasi terpusat.
Hampir
semua Forkopimda bergerak terpadu dalam mengatasi permasalahan kesehatan dan
perekonomian. Manajemen lapangan dalam testing, tracing, treatment dan
vaksinasi, telah mengasah kepemimpinan di semua level pemerintahan. Saya yakin,
kapasitas respons kita dalam menghadapi ketidakpastian di bidang kesehatan dan
bidang-bidang lain juga semakin kokoh.
Penyediaan
layanan kesehatan oleh pemerintah maupun swasta juga mengalami peningkatan yang
menggembirakan. Layanan kesehatan di banyak daerah bertambah cukup signifikan,
baik dalam hal penambahan kapasitas tempat tidur, maupun fasilitas
pendukungnya. Yang sangat mengharukan dan membanggakan adalah kerja keras dan
kerja penuh pengabdian dari para dokter, perawat, dan tenaga kesehatan yang
lain.
Kemandirian
industri obat, vaksin, dan alat-alat kesehatan masih menjadi kelemahan serius
yang harus kita pecahkan. Tetapi, pandemi telah mempercepat pengembangan
industri farmasi dalam negeri, termasuk pengembangan vaksin merah-putih, dan
juga oksigen untuk kesehatan. Ketersediaan dan keterjangkauan harga obat akan
terus kita jamin, dan tidak ada toleransi sedikit pun terhadap siapa pun yang
mempermainkan misi kemanusiaan dan kebangsaan ini.
Selain
itu, pemerintah bekerja keras mengerahkan semua sumber daya demi mengamankan
pasokan kebutuhan vaksin nasional. Namun, pada saat yang sama, Indonesia juga
terus memperjuangkan kesetaraan akses terhadap vaksin untuk semua bangsa.
Sebab, perang melawan Covid-19 tidak akan berhasil jika ketidakadilan akses
terhadap vaksin masih terjadi. Melalui diplomasi vaksin ini, kita telah
menunjukkan kepada dunia, bahwa Indonesia berperan aktif untuk “ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial”.
Bapak,
Ibu, dan Saudara-saudara yang saya muliakan,
Walaupun
kita sangat berkonsentrasi dalam menangani permasalahan kesehatan, tetapi
perhatian terhadap agenda-agenda besar menuju Indonesia Maju tidak berkurang
sedikit pun. Pengembangan SDM berkualitas tetap menjadi prioritas. Penyelesaian
pembangunan infrastruktur yang memurahkan logistik, untuk membangun dari
pinggiran dan mempersatukan Indonesia, terus diupayakan. Reformasi struktural
dalam rangka memperkuat pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,
tetap menjadi agenda utama.
Pandemi
telah mengajarkan kepada kita untuk mencari titik keseimbangan antara gas dan
rem, keseimbangan antara kepentingan kesehatan dan perekonomian. Dalam
mengambil keputusan, pemerintah harus terus merujuk kepada data, serta kepada
ilmu pengetahuan dan teknologi terbaru. Pemerintah harus tanggap terhadap
perubahan keadaan, dari hari ke hari secara cermat.
Tujuan
dan arah kebijakan tetap dipegang secara konsisten, tetapi strategi dan
manajemen lapangan harus dinamis menyesuaikan permasalahan dan tantangan.
Pengetatan dan pelonggaran mobilitas masyarakat, misalnya, harus dilakukan
paling lama setiap minggu, dengan merujuk kepada data-data terkini. Mungkin hal
ini sering dibaca sebagai kebijakan yang berubah-ubah, atau sering dibaca
sebagai kebijakan yang tidak konsisten. Justru itulah yang harus kita lakukan,
untuk menemukan kombinasi terbaik antara kepentingan kesehatan dan kepentingan
perekonomian masyarakat. Karena virusnya yang selalu berubah dan bermutasi,
maka penanganannya pun harus berubah sesuai dengan tantangan yang
dihadapi.
Pengetatan
mobilitas yang tidak bisa dihindari ini membuat pemerintah harus memberikan
bantuan sosial yang lebih banyak dibanding pada situasi tahun lalu. Program
Keluarga Harapan, Kartu Sembako, Diskon Listrik, Subsidi Gaji, Bantuan
Produktif Usaha Mikro, Bantuan Sosial Tunai, BLT Dana Desa, dan Program Kartu
Pra Kerja juga terus ditingkatkan. Subsidi Kuota Internet untuk daerah-daerah
PPKM juga semaksimal mungkin diberikan kepada tenaga kependidikan, murid,
mahasiswa, guru, dan dosen.
Yang
lebih utama dan merupakan solusi perekonomian yang berkelanjutan, pemerintah
memastikan agar masyarakat bisa memperoleh pekerjaan yang layak dan mendongkrak
perekonomian nasional. Pandemi memang telah banyak menghambat laju pertumbuhan
ekonomi, tetapi pandemi tidak boleh menghambat proses reformasi struktural
perekonomian kita.
Struktur
ekonomi kita yang selama ini lebih dari 55% dikontribusikan oleh konsumsi rumah
tangga, harus terus kita alihkan menjadi lebih produktif dengan mendorong
hilirisasi, investasi dan ekspor. Fokus pemerintah adalah menciptakan sebanyak
mungkin lapangan kerja baru yang berkualitas. Implementasi Undang-Undang Cipta
Kerja terus kita percepat. Minggu yang lalu pemerintah telah meluncurkan OSS,
Online Single Submission, yang sangat mempermudah semua level dan jenis usaha,
apalagi bagi jenis-jenis usaha yang berisiko rendah. Urusan perizinan, pengurusan
insentif dan pajak bisa dilakukan jauh lebih cepat, lebih transparan, dan lebih
mudah. Kesempatan ini harus dimanfaatkan oleh pelaku UMKM untuk mengembangkan
usahanya.
Pada
periode Januari sampai Juni 2021, Realisasi Investasi Indonesia, tidak termasuk
sektor hulu migas dan jasa keuangan, sedikitnya Rp442,8 triliun, dengan rincian
51,5% di Luar Jawa, dan 48,5% di Jawa. Investasi ini menyerap lebih dari 620
ribu tenaga kerja Indonesia. Penambahan investasi di bulan-bulan ke depan ini
kita harapkan bisa memenuhi target Rp900 triliun, serta menciptakan lapangan
kerja baru dan menggerakkan perekonomian secara lebih signifikan.
Perkembangan
investasi harus menjadi bagian terintegrasi dengan pertumbuhan ekonomi yang
inklusif dan berkeadilan. Peningkatan kelas pengusaha UMKM menjadi agenda
utama. Berbagai kemudahan disiapkan untuk menumbuhkan UMKM, termasuk kemitraan
strategis dengan perusahaan besar, agar cepat masuk dalam rantai pasok global.
Hal ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing produk UMKM, serta
meningkatkan pemerataan dan kemandirian ekonomi masyarakat.
Ekosistem
investasi dan kolaborasi di dunia usaha ini juga dimaksudkan untuk memperkuat
perkembangan ekonomi berbasis inovasi dan teknologi, khususnya ke arah Ekonomi
Hijau (Green Economy) dan Ekonomi Biru (Blue Economy) yang berkelanjutan.
Perkembangan sektor pangan terus kita upayakan untuk membangun kemandirian
pangan. Transformasi menuju energi baru dan terbarukan, serta akselerasi
ekonomi berbasis teknologi hijau, akan menjadi perubahan penting dalam
perekonomian kita. Konsolidasi kekuatan riset nasional terus diupayakan, agar
sejalan dengan agenda pembangunan nasional. Sinergi dunia pendidikan dengan
industri dan pengembangan kewirausahaan terus dipercepat melalui Program
Merdeka Belajar. Hal ini diharapkan mengakselerasi kualitas SDM nasional, dan
sekaligus meningkatkan daya saing industri dan produk dalam negeri.
Perluasan
akses pasar bagi produk-produk dalam negeri menjadi perhatian serius
pemerintah. Program “Bangga Buatan Indonesia” terus kita gencarkan, sembari
meningkatkan daya saing produk lokal dalam kompetisi global. Pemerintah terus
mendorong pengembangan ekosistem ekonomi digital untuk meningkatkan
produktivitas masyarakat. Digitalisasi UMKM yang masuk ke aplikasi perdagangan
elektronik (e-commerce) dan lokapasar jumlahnya terus bertambah. Sampai Agustus
tahun ini, sudah lebih dari 14 juta UMKM atau 22% dari total UMKM yang sudah
bergabung dengan aplikasi perdagangan elektronik (e-commerce). Partisipasi
dalam ekonomi digital ini sangat penting karena potensinya yang sangat besar
dan mempermudah UMKM untuk masuk ke rantai pasok global. Tahun 2020, nilai
transaksi perdagangan digital Indonesia mencapai lebih dari Rp253 triliun.
Nilai ini diperkirakan akan meningkat menjadi Rp330,7 triliun di tahun
2021.
Bapak,
Ibu, dan Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah Air,
Pandemi
Covid-19 juga memberikan hikmah kepada bangsa Indonesia bahwa krisis menuntut
konsolidasi kekuatan negara untuk melayani rakyat, meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, dan meraih Indonesia Maju yang kita cita-citakan. Dukungan semua
pihak, utamanya Lembaga-lembaga Negara, menempati posisi sentral. Kerja cerdas
dan sinergitas antar-lembaga negara menjadi salah satu kunci utama untuk bisa
gesit merespons perubahan yang terjadi di masa mendatang.
Keseimbangan
dan saling kontrol antar-lembaga negara sangatlah penting dalam sistem
ketatanegaraan kita. Tetapi, kerja sama, sinergi, serta kerelaan untuk berbagi
beban dan tanggung jawab, justru lebih utama dalam menghadapi pandemi. Saya
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Lembagalembaga Negara,
juga kepada Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Lembaga Penjamin Simpanan,
Komisi Pemberantasan Korupsi, dan Ombudsman Republik Indonesia, termasuk Komisi
Pemilihan Umum dan Badan Pengawas Pemilihan Umum, atas dukungannya yang
konsisten dan produktif selama ini.
Saya
mengapresiasi para anggota MPR RI, dengan Program Empat Pilarnya, yang terus
konsisten memperkokoh ideologi Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal
Ika. Agenda MPR untuk mengkaji substansi dan bentuk hukum Pokok-pokok Haluan Negara
juga perlu diapresiasi untuk melandasi pembangunan Indonesia yang berkelanjutan
lintas kepemimpinan.
Menghadapi
pandemi yang membutuhkan penanganan yang luar biasa, DPR RI bersama pemerintah
juga telah bekerja keras dan bersinergi untuk membangun fondasi hukum bagi
penanganan Covid-19.
Selain
penanganan masalah kesehatan, DPR bersama pemerintah berhasil menyelesaikan UU
Cipta Kerja, yang merupakan omnibus law pertama di Indonesia, yang menjadi
pilar utama reformasi struktural di negara kita. Selain itu, dengan berbagai
macam inovasi, DPR terus melakukan penjaringan aspirasi masyarakat dan
menjalankan pengawasan terhadap pelaksanaan program-program pemerintah.
DPD RI juga terlibat aktif dalam pembahasan Rancangan Undang-Undang, termasuk terkait dengan kebijakan anggaran, serta melakukan pengawasan, utamanya terhadap pelayanan publik dan pelaksanaan UU tentang Desa. Peran ini memberikan kontribusi dalam ketepatan penanganan pandemi dan sekaligus dalam perbaikan kelembagaan pemerintahan daerah ke depan.
Walaupun
di era pandemi, kecepatan kerja dalam pelayanan peradilan juga tidak bisa
ditunda, bahkan harus dipercepat. Proses administrasi dan persidangan perkara
di Mahkamah Agung secara elektronik telah mampu mempercepat penanganan perkara.
Bahkan, dengan adanya aplikasi peradilan-elektronik, e-Court, telah mempermudah
dan meningkatkan jumlah perkara yang dibawa ke pengadilan.
Demikian
pula halnya dengan Mahkamah Konstitusi, yang juga menggelar persidangan melalui
daring. Munculnya banyak permohonan keadilan yang terkait dengan undang-undang
dan juga perkara Pilkada, tetap membuat MK mampu menyelesaikan perkara tepat
waktu. Keberadaan Sistem Peradilan Berbasis Elektronik telah memfasilitasi
terselenggaranya layanan publik secara cepat, transparan, dan akuntabel.
Komisi
Yudisial juga harus tetap produktif di era pandemi, baik dalam seleksi Calon
Hakim Agung, menangani laporan masyarakat, pemantauan perkara persidangan,
serta pelanggaran kode etik hakim. Dengan kerja keras dan inovasi yang
dilakukan, KY telah berhasil meningkatkan kinerjanya di tengah pandemi Covid-19
ini.
Bapak,
Ibu, dan Saudara-saudara sekalian yang saya hormati,
Pandemi
telah mengingatkan kepada kita untuk peduli kepada sesama. Penyakit yang
diderita oleh seseorang akan menjadi penyakit bagi semuanya. Penyelesaian
pribadi tidak akan pernah menjadi solusi. Penyelesaian bersama menjadi
satu-satunya cara. Dengan budaya yang selalu saling peduli dan saling berbagi,
masalah yang berat ini bisa lebih mudah terselesaikan.
Mari
kita pegang teguh nilai-nilai toleransi, Bhinneka Tunggal Ika, Gotong Royong,
dan Pancasila dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kita lewati ujian
pandemi dan ujian-ujian lain setelah ini, dengan usaha yang teguh, disertai
dengan doa pengharapan yang tulus. Kita jaga kesehatan kita, disiplinkan diri
dalam protokol kesehatan, serta saling menjaga dan saling membantu. Tidak ada
orang yang bisa aman dari ancaman Covid-19, selama masih ada yang
menderitanya.
Saya
menyadari adanya kepenatan, kejenuhan, kelelahan, kesedihan, dan kesusahan
selama pandemi Covid-19 ini. Saya juga menyadari, begitu banyak kritikan kepada
pemerintah, terutama terhadap hal-hal yang belum bisa kita selesaikan. Kritik
yang membangun itu sangat penting, dan selalu kita jawab dengan pemenuhan
tanggung jawab, sebagaimana yang diharapkan rakyat. Terima kasih untuk seluruh
anak bangsa yang telah menjadi bagian dari warga negara yang aktif, dan terus
ikut membangun budaya demokrasi.
Indonesia
Tangguh, Indonesia Tumbuh, yang menjadi semboyan Bulan Kemerdekaan pada tahun
ini, hanya bisa diraih dengan sikap terbuka dan siap berubah menghadapi dunia
yang penuh disrupsi. Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh, hanya bisa dicapai
jika kita semua bahu-membahu dan saling bergandeng tangan dalam satu tujuan.
Kita harus tangguh dalam menghadapi pandemi dan berbagai ujian yang akan kita
hadapi dan kita harus terus tumbuh dalam menggapai cita-cita bangsa.
Semoga
Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa, senantiasa meridai dan mempermudah upaya bangsa
Indonesia, dalam meraih Indonesia Maju yang kita cita-citakan.
Dirgahayu
Republik Indonesia!
Dirgahayu
Negeri Pancasila!
Merdeka!
Terima
kasih,
Wassalaamu
’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh,
Om
Shanti Shanti Shanti Om,
Namo
Buddhaya.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
JOKO WIDODO
Sumber : https://www.kemenpora.go.id/
Post a Comment for "Berikut Naskah Lengkap Pidato Presiden Joko Widodo Dalam Sidang Tahunan MPR 2021"