Kementerian
Agama (Kemenag) masih membutuhkan 192.008 Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian
Kerja (PPPK) untuk menjadi guru madrasah.
Kebutuhan
ini terdiri dari 46.647 guru Raudlatul Athfal (RA), 91.778 guru Madrasah
Ibtidaiyah (MI), 42.773 guru Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan 10.850 guru
Madrasah Aliyah, baik reguler maupun kejuruan.
"Dari
data yang ada, kami masih membutuhkan 192.008 PPPK untuk formasi guru
madrasah," kata Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah,
Ditjen Pendidikan Islam, Kementerian Agama, Muhammad Zain dikutip dari laman
resmi Kemenag, Kamis (7/4/2022).
Zain
mengatakan pihaknya sudag melaporkan adanya kebutuhan PPPK guru madrasah
tersbebut saat Rapat Panja dengan Komisi X DPR RI pada akhir Maret 2022.
Adapun
pada tahun 2021, Kemenag telah merekrut 7.380 PPPK dari formasi guru dan dosen.
PPPK
tersebut berasal dari guru dan dosen eks tenaga honorer kategori II yang
memenuhi syarat dan mengikuti seleksi kompetensi menggunakan sistem Computer
Assisted Test (CAT).
Surat
keputusan terkait rekrutmen PPPK tersebut telah diserahkan oleh Sekjen Kemenag
pada 1 April 2022.
Zain berharap, kebutuhan PPPK untuk formasi guru madrasah ini bisa dipenuhi, meski secara bertahap. Ia berharap proses pembelajaran di madrasah ke depan akan bisa berjalan lebih baik lagi.
"Sejatinya
pendidikan itu seperti udara, dan setiap orang gratis menghirup udara itu. Saya
mendambakan Indonesia pada saatnya menjadi bangsa yang sangat cerdas, dan itu
dimulai dari membenahi guru-guru yang hebat," pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
(PANRB) Tjahjo Kumolo menyampaikan bahwa di tahun 2022, pemerintah hanya akan
merekrut PPPK.
"Untuk
Seleksi CASN Tahun 2022, pemerintah fokus melakukan rekrutmen PPPK, dan di
tahun ini, formasi untuk CPNS tidak tersedia. Untuk itu, berbagai kebijakan
tengah disusun sebagai dasar kebijakan dalam pelaksanaan Seleksi CASN tahun
2022 ini," jelasnya beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut kata dia, dalam kebijakan merekrut PPPK, pemerintah berkaca dari kebijakan yang diimplementasikan oleh beberapa negara maju. Kebijakan tersebut adalah jumlah ASN yang jumlah civil servant atau pembuat kebijakan (PNS) lebih sedikit, dan jumlah government worker atau public services (PPPK) lebih banyak.
Pertimbangan
lain untuk tidak membuka formasi CPNS pada Seleksi CASN 2022 adalah mengenai
keterbatasan waktu. Pemerintah mengatakan bahwa rangkaian pelaksanaan seleksi
CPNS relative membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan PPPK, sehingga
dikhawatirkan tidak akan selesai tepat waktu jika membuka formasi CPNS pada
tahun ini.
Sumber
: https://money.kompas.com
Post a Comment for "Kemenag Butuh 192.008 PPPK Guru Madrasah"