Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Tjahjo Kumolo
mengaku telah bersepakat dengan Badan Kepegawaian Negara (BKN) untuk merumuskan
ulang sistem manajemen SDM ASN sesuai dengan tatanan kenormalan baru. Tjahjo
menyebut, salah satu hal yang harus dilakukan adalah mengubah formasi
kebutuhan kompetensi ASN.
Hal ini mengacu
catatan BKN bahwa kelompok produktif dalam masa work from home menjadi
berlebihan atau overload sehingga harus mengerjakan
pekerjaan yang tidak bisa diselesaikan kelompok yang tidak produktif.
"Jadi, kita kelebihan banyak tenaga yang tidak diperlukan,
tetapi kekurangan tenaga yang dibutuhkan. Too many, but
not enough. Perlu perubahan drastis dalam format kebutuhan kompetensi
untuk rekrutmen ke depan," ujar Tjahjo melalui pesan singkatnya, Jumat
(19/6).
Tjahjo juga
menilai perlunya strategi untuk mengurangi ASN yang tidak produktif secara
bermartabat. Ia menerangkan, jika komposisi dan kompetensi sudah akurat dan
jumlah total ASN sudah tepat, remunerasinya juga akan bisa meningkat signifikan.
Tjahjo
mengatakan, rumusan ulang manajemen ASN ini juga sejalan dengan rencana besar
Kemenpam-RB tentang pembangunan ASN 2020-2024, yakni gencar memperbaiki kinerja
ASN mulai dari tahap rekrutmen. Saat ini sistem rekrutmen ASN sudah menggunakan
sistem digital sampai pada tatanan baru pemerintahan sekarang dan masa depan.
Ia meyakini,
dengan sistem rekrutmen yang berhasil secara terbuka dan profesional, pemerintah
akan mendapatkan SDM terpilih yang merupakan smart ASN. Hal
ini meliputi integritas, nasionalisme, profesionalisme, berwawasan global,
menguasai IT dan bahasa asing, serta berjiwa hospitality, entrepreneurship,
dan memiliki jaringan luas.
"Di tahun
2024 pemerintah akan mendapatkan SDM yang unggul, berkualitas, dan memiliki
integritas. Profil smart ASN maka kita akan mendapat digital
talent dan digital leader," ujar Tjahjo.
Tjahjo
melanjutkan, smart ASN yang tidak gagap teknologi atau gaptek akan
menggiring sistem pemerintahan Indonesia ke birokrasi 4.0 yang beriringan
dengan revolusi industri 4.0. Dengan demikian, semua jenis layanan publik
akan berbasis digital dan terintegrasi.
Ia menjelaskan,
digitalisasi birokrasi untuk pelayanan yang optimal adalah hal yang tak bisa
disanggah. Pasalnya, Indonesia saat ini berada di peringkat ke-77 dari 119
negara dalam Global Talent Competitiveness Index, dengan nilai 38,04.
"Untuk
memperbaiki indeks tersebut, pemerintah menerapkan human capital
management strategy menuju smart ASN 2024 dengan
program 6P: perencanaan; perekrutan dan seleksi; pengembangan kapasitas;
penilaian kinerja dan penghargaan; promosi, rotasi, dan karier; peningkatan
kesejahteraan," ungkapnya.
Sumber :
https://republika.co.id/
Post a Comment for "Menpan-RB Mewacanakan Pengurangan ASN Yang Tidak Produktif Dengan Cara Bermartabat"